Marhaban
Ya Marhaban, kalimat tersebut yang kini mulai mengiringi. Diawali dengan bulan
sya’ban,salah satu bulan dalam kalender hijriyah yang mengisyaratkan bahwa
bulan penuh berkah akan segera tiba yakni bulan Ramadhan.Aneka acara
penyambutan dilaksanakan untuk menyambut penuh suka-cita bulan ramadhan. Salah
satunya penyambutan ala tradisi jawa, meski kami tinggal di daerah Sumatra,
tepatnya propinsi Jambi tidak serta merta kami meninggalkan adat leluhur. Adat
atau sebuah tradisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai "adat kebiasaan
turun-temurun (dari leluhur) yang masih dijalankan dalam masyarakat" salah
satu tradisi yang masih dijalankan dari dulu hingga sekarang di daerah saya adalah
:
1. Padusan
(Mandi)
Padusan
diambil dari kata “adus” yang mempunyai arti mandi. Mandi disini adalah mandi
yang dilakukan dengan keramas,tepatnya satu hari sebelum bulan puasa tiba, hal
ini diartikan sebagai symbol penyucian diri dalam menyambut ramadhan. Dulu
tradisi padusan ini dilakukan
beramai-ramai di sungai, tapi kini sudah bergeser dengan padusan di rumah
masing-masing.
2. Membuat
Kue Apem.
Apem
adalah sejenis kue basah yang terbuat dari tepung beras, makanan ini kemudian
dikenal masyarakat sebagai kue apem, konon katanya apem ini berasal dari
saduran bahasa arab “affan” yang bermakna ampunan. Tujuan dari membuat kue ape
mini secara tidak langsung sebagai bentuk permohonan maaf pada Allah dan kepada
sesama manusia dengan symbol pembagian kue apem kepada para tetangga.
3. Membuat
Tumpeng
Tradisi
satu ini memang masih penuh dengan pro kontra, terlepas dari itu semua, tradisi
membuat tumpeng ini menjadi hal yang harus dilakukan untuk menyambut bulan
ramadhan yang mana setelah nasi tumpeng didoakan, lalu dibagikan kepada sanak
saudara.
4. Saling
Berbagi Makanan
Mendekati
ramadhan tunggu saja untuk mendapat kiriman makanan baik dari tetangga maupun
saudara, makanan disini berbentuk nasi dan lauk-pauknya. Hal ini dimaksudkan
sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah masih diberi kesehatan dan umur panjang
untuk berpuasa di bulan ramadhan.
5. Ziarah
Kubur
Berziarah
ke makam sanak saudara yang telah meninggal dunia, hal ini bagi masyarakat
sekitar sini menjadi wajib ketika ramadhan akan tiba. Meski sebenarnya ziarah
kubur tidak tertentu harinya, tapi momen menjelang puasa dirasa momen penting
untuk mengirim doa kepada keluarga yang telah meninggal dunia dan sebagai
pengingat jika kematian dapat kapan saja berkunjung, dan selalu penuh dengan
rasa syukur karena masih dapat mengikuti puasa ramadhan.
Aneka penyambutan tersebut tentunya sebagai wujud
rasa syukur kepada Allah karena masih dapat dipertemukan dengan bulan ramadhan.
Mengikuti sebuah hadist yang cukup populer “Barang
siapa bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan niscaya Allah mengharamkan jasadnya dari neraka” hadist
tersebut ditulis oleh Al Khubawi dalam kitab Durrotun Nashihin meski
sebagian ulama’ ada yang mengatakan hadist ini maudlu’ karena penulis tidak menyebutkan
sanad dan sumbernya, yang pasti penyambutan istimewa harus diisi dengan ibadah
yang sebaik-baiknya dalam bulan Ramadhan.
Terlepas dari hal tersebut menyambut bulan Ramadhan
penuh dengan sukacita menjadi hal yang wajar dilaksanakan, laiknya seseorang
yang merindukan sesuatu yang selama ini didambakan, bagaimana kita tidak
mendamba jika di dalam bulan ramadhan keberkahan selalu menyelimuti baik siang
maupun petang. Di dalamnya juga terdapat satu malam yang begitu populer dan
begitu dielu-elukan yakni malam lailatul qodar, yang mana satu malam mulia itu
lebih baik dari pada seribu bulan seperti yang dijanjikan dalam surat Al Qadr.
Akhirnya, mari sambut Ramadhan dengan membuka
lembaran baru, yang diisi dengan taubat yang sebenar-benarnya. Berbuat baik
kepada seluruh manusia lainnya yang bisa memberi manfaat untuk sekitarnya.
Menanti hadirnya Ramadhan layaknya tanah tandus menanti hujan, laksana gelap
menyambut malam dan bagaikan si sakit sambut kesembuhan. Semoga kita dapat menemui
Ramadhan hingga akhirnya menemukan sebuah makna tentang nilai spiritual maupun
sosial. Wallohua’lam.
ga sabar nih nunggu bulan ramadhan
ReplyDeletesama dong hehe
DeleteAaamiiin. Makasih infonya. Btw emang lagi tugas di pulau Sumatera ya??! Berarti mba Amri dan keluarga ngelakuin ke 5 tradisi diatas dong??!
ReplyDeletesama-sama. emang sudah tinggal di sini, hehehe meski tidak semua tradisi dilakukan hehe, tapi masih ada , ayo kalau mau makan kesini dulu ke jambi kang hendra
DeleteWah seru kayaknya, tapi jauh, hehehe....
Deletekalau disini kebetulan jarang ada tumpengan mbak, memang dalam menyambut ramadhan banyak tradisi di berbagai wilayah indonesia
ReplyDeletewah boleh main ke sini mas, nanti saya buatkan hehehe.
Deletekayanknya saya baru mampir disini deh, salam kenal dulu mbak
ReplyDeletetapi Purnama sering singgah di Kotaku mas, tepatnya saat bulan purnama hehe, salam kenal kembali
Deletewakakaka bisa aja nih mbak
Deletesaya minta tumpengnya mbak, kayaknya enak tuh
ReplyDeletewah boleh, bukan kaya nya lagi emang sadapppp hehe
Deletewakakakaka, kalau kaya semua orang mau mbak
Deleteikut nyimak dulu deh, siapa tahu dapat ampaunya
ReplyDeletekalau kesini saya bagi hehe
Deleteya ampuun, siang2 gini liat tumpengnya, bikin jadi laper deh :D
ReplyDeleteiya bener, tradisi di tiap2 daerah memang beda untuk menyambut ramadhan. Tapi sebenernya tujuannya sama. :)
waahhh mbak ayu ayo kesini kita makan tumpeg bareng hehehe iya mbak saya setuju dengan kalimat terakhirnya hehe
Deletebikin kangen tenan…
ReplyDeletedisini ga pernah ada ritual apapun menjelang puasa
lebaran pun tetap sepi nyenyet kaya di hutan…
lagi di kalimantan ya pak? o ya pak saya pernah mampir ke blog bapak dulu, tapi kok saya nggak bisa baca postingannya ya, hanya gambar2 aja yang muncul hehe, malah curhat hehe
Deletelah kok bisa..?
Deleteorang lain malah bisanya liat tulisan doang gambarnya ga nongol
kesambet kali yak..?
bener banget mas, semoga acara tersebut terhindar dari ketidakmanfaatan, dan selalu ada nilai kebaikan di dalamnya. salam kembali
ReplyDeleteKalo disini namanya munggahan mba kalo mau nyambut ramadhan :)
ReplyDeleteSebentar lagi kita akan memasuki bulan suci ramadhan, apakah sudah ada yang siap *heh *kenapa jadi so bijak gini* hihi
ReplyDeleteAssalaamu'alaikum wr.wb, mbak Amri Evianti. kalau di kampung saya biasanya yang jadi tradisi adalah memasak sejenis makanan yang dinamakan Bubur Pedas. Ia sejenis bumbu dari beras yang digoreng, ditumbuk halus dan dicampur dengan pelbagai herba. Lalu dengan bumbu itu di masak bersama sayuran. Satu lagi kue yang biasa dimakan dalam bulan puasa adalah kue perahu/sampan dan kue tongkol. Mudaha Ramadhan ini akan semakin meningkatkan iman kita kepada Allah SWT. Aamiin. Salam manis dari Sarikei, Sarawak. :)
ReplyDeletewaalaikumsalam cikgu fatimah, wahhhh enak sekali sepertinya makanannya, disamping enak pasti sehat ya, karena dicampur aneka herba. ahh kue perahu sampan dan kue tongkol, kapan-kapan boleh dong Cikgu nge post di blog apa kue tongkol dan perahunya hehe, Amin-amin. Salam manis kembali dari Jambi-Indonesia
Deleteinsya Allah, tunggu bulan Ramadhan dulu ya. ...hehehe.
DeleteAssalaamu'alaikum wr.wb, Amri... seperti dijanjikan saya sudah membuat posting tentang kuih muih tradisional di bulan ramadhan. Silakan ke sini
Deletehttps://webctfatimah.wordpress.com/2015/07/04/ct338-popular-ramadhan-di-sarawak-1-perahu-tongkol-dan-tako/
Selamat menjalani ibadah puasa, mbak Amri dari Sarikei, Sarawak. :)
menyambut datangnya bulan ramadhan biasanya ada acara munggahan mba :)
ReplyDeleteoh iya mbak, namanya beda-beda ya hehe
Deleteiya sih mba namanya beda-beda tapi tujuannya sama kan mba :)
DeleteYang aku tahu sih hanya ziarah. Wah, gak terasa ya sebentar lagi bulan puasa :)
ReplyDeleteIh ada nasi tumpeng.. kalau di saya tiap mau menghadapi bulan suci ramadhan cuma ziarah aja ke makan keluarga yang sudah meninggal :)
ReplyDeletekedatangannya setahun sekali. so harus dirai dengan penuh kemeriahan
ReplyDeleteKalau di tempat sayang jarang ada tumpeng. Terakhir ada kaya gini waktu saya masih kecil. Kalau sekarang kebanyakan hanya lemper saja.
ReplyDelete