www.amrievianti.blogspot.com |
Jika ada Undangan datang ke rumah
apa yang langsung anda fikirkan? Punya uang nggak ya saat hari H? atau ah nggak
kenal nggak usah berangkat! Atau kalimat apa yang terbersit? Wah, saya kenal
dengan orang ini harus berangkat!.
Uniknya Undangan sekarang ini menjadi lahan paling OK meraup Ekonomi, kata
sebagian orang, namun ada yang berasumsi dengan mengadakan undangan merupakan
sebagai ajang menagih hutang dari orang yang dulu penuh di datangi*hahahaha
siap-siap tuh yang punya hutang*, dan yang paling keren Undangan ingin
dijadikan sebagai ajang rasa syukur atas kebahagiaan yang dirasakan pemilik
Pesta agar bisa dirasakan oleh orang banyak *ehm tapi yang dapat undangan
merasakan kebahagiaan di atas penderitaan orang lain kwkwk*, dan masih banyak lagi
alasan mengapa orang mengadakan pesta dan menyebar undangan, serta masih banyak
beraneka tanggapan orang ketika mendapatkan undangan yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu *bisa klenger saya hoho*
Buah tangan dalam acara
kondanganpun bermacam-macam dari setiap tempat, tergantung kebiasaan yang
dianut warga setempat. Seperti tempat yang saya tinggali saat ini masih
menerapkan adat tradisional saat akan pergi kondangan, yakni yang kita bawa
bukan beberapa lembar uang dan dimasukkan ke dalam amplop, tapi dengan
memasukkan aneka bahan perlengkapan dapur seperti beras, beras bebas mau ngasih
satu karung atau 1 kg aja *hehe yang penting jangan 1 butir*, telur satu
karpet, gula pasir 2 kg, krupuk 1 bal, Mie kuning 2-4 pak, dan bisa ditambah
bahan lain sesuai kemampuan kita.
Setelah bahan terkumpul masukkan
dalam baskom besar lalu ditutup dengan kain, jangan lupa dibawa saat pergi
kondangan, jadi bisa dibayanginkan sebrepa beratnya bawanya, apalagi postur
tubuhnya minimalis kaya’ saya ini. Hal tersebut belum selesai, sang bapak juga
wajib ikut kondangan tentunya dengan membawa amplop sendiri *jangan lupa diisi
duit* tapi seandainya tidak punya uang lebih waktu kondangan tiba anda boleh saja dengan
membawa amplop, tapi yaitu rasanya kurang menyatu aja dengan kehidupan di sini.
Kalau saya sih, jika yang mengundang teman suami saya ikut cukup membawa kado
untuk pengantinnya dan suami membawa amplop untuk nominal tak perlu saya bahas
deh ya hehe.
Lain cerita tradisi kondangan di
tempat orang tua saya tinggal, masih di daerah sini juga sih, tradisinya di
sini adalah yang berangkat kondangan hanya salah satu dari pasangan suami
istri, kalau ibunya sudah berangkat si bapak tak perlu berangkat, yang
dijadikan buahtanganpun cukup simple, amplop diisi dengan uang untuk umum diisi
30ribuan kalau sudah kenal 50.000-100.000, kalau sudah pernah dikondangi sesuai
dengan jumlah yang mereka beri usahakan jangan kurang *karena kalau kurang
bakal jadi omongan hiaiahahi* beda lagi kalau masih ada ikatan saudara nominal
terkecil ratusan ribu hingga jutaan.
Gimana fakta kondangan di daerah
saya? Mencengangkan atau biasa aja?*hehehe* intinya ketika kita mendapat
undangan tidak perlu risau dan gundah, disesuaikan saja dengan kemampuan kita,
dan anggap apa yang sudah kita berikan pada pemilik pesta sebuah rasa bahagia
kita atas kebahagiaan mereka, dengan cara lupakan berapapun yang kita berikan
pada pemilik pesta *hayoo bisa nggak?* toh rezeki semua dari Allah, kita hanya
dititipi, siapa tahu kita hanya sebagai perantara untuk menyampaikan rezeki
kepada orang lain. Jangan pernah takut deh gara-gara menghadiri kondangan kita
nggak bisa menghidupkan kompor gas di rumah hehe.
Happy kondangan
kebetulan di tempat saya juga lagi musimnya kondangan.. jadi diserang pertanyaan "kapan nyusul" aduh XD
ReplyDeleteSama dong mbak, jawab aja mbak habis lebaran *meski nggak tau lebaran tahun ini apa tahun depan* hehehe
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletepaling seneng nih dateng ke acara kondangan
Deletehehehe seneng makan-makannya ya hehehe, sama pakai baju baru hihihi
Deletebeda tempat beda tradisinya ya
ReplyDeletepaling enteng bawa amplop berisi saja
kondangan artinya kumpul-kumpul temen atau sodara juga
Iya benar, tapi memang yang paling enteng kalau hanya bawa amplop berisi tambah enteng kalau nggak ada isinya *nah lho*
DeleteIsinya semampunya aja, kalau dipaksain jadinya nggak ikhlas kan? :D
Deletesama nih kebiasaannya, maklum masih tinggal di desa, jadi kebiasaan yang ngasih beras sama sembako itu masih berlaku terus tar sama yang punya hajat dikasih kembaliannya aneka macam makanan tradisionalnya, kaya opak dan teman-teman :D
ReplyDeleteTos dulu dong mbak? tosssss, hehehe bener enaknya kembaliannya itu juga ya, hehe jadi pingin jajan orang hajatan nih hehe
DeleteSama, ditempat saya juga gitu mbak. Katanya nggak enak kalau nggak bawa2. Ya itu tadi, karena udah jadi tradisi hehe
DeleteBenul-benul, sudah tradisi*eksen gaya iklan R*ma* hehehe asal tradisinya nggak bawa bahan makan satu trek aja ya hehe
DeletePemilihan tanggal buat ngadain hajat, perlu juga jd bahan pertimbangan ya :)
ReplyDeletebener kang, harusnya dipilih saat penerimaan gaji nasional hehehe.
DeleteYang aku pikirkan pertama kali waktu dapat undangan yaitu, "Ini mau minjem sama siapa baju ke kondangannya?" sama "Ini sama siapa mau ke kondangannyaaaa? SAMA SIAPA???!" Maklum, aku gak punya stock baju yang rada kecewek-cewekan yang biasa dipake buat ke undangan dan aku juga LDR jadi gak ada pasangan, Mbak. Haha.
ReplyDeletehiahaihia ngakak aku bacanya neng, Tapi tuh pict nya cewek banget hehehe, besok beda lagi kalau udah nggak LDR an alias udah bareng terusm baju udah ada komentar jadi ganti gini *pake uang siapa ini kondangannya* nah lho hehehe
DeleteHaha ilusi kamera aja itu. Aslinya rada tomboy, Mbak. Gak suka pake higheels sama dress.
DeleteYou know me so well, Mbak :') Tapi kalau udah niat ke kondangan, pasti bakal dimudahin kok jalannya. Hehe.
heheheh, tapi tetap cantik dan manis kaya artis korea gitu terlihat dari sini, hehehe huum pasti ada jalan untuk tampil istimewa di acara istimewa :)
DeleteMba Ambri..kalau saya asal ada yang ngundang pasti datang dah...hahahyy
ReplyDeletehahahai siap-siap ya besok saya undang, asssekkk kedatangan tamu dari banjarmasin hehe
DeleteSaya nggak di undang mbak Amri? :D
DeleteSaya undang kok kang Defi, siap2 aja ya hehehe
DeleteTerkadang kalau lagi pas dapat undangan, pasti langsung spontan bilang "Haduh, duit lagi" hehe
ReplyDeletehahahai itu mah saya bangetttt kang Defi, kalau nggak ada duwit? utang siapa ya kwkwkw
Deletetemen saya juga banyak yang ngirim undangan hmm kapan saya nyusul seperti mereka? pertanyaan yang berat untuk di jawab :(
ReplyDeletehehehe jawab aja mbak" tolong carikan duwit dong buat pesta" nah lho? hehe
Deletewow fakta kondangan di daerahnya cukup mencengangkan :D
ReplyDeleteWahaahh? benarkah? hehe
DeleteSama kayak di tempat saya mbak, tapi bahan kondangan ibu biasanya beras dan kue, bapak amplop, saat pulang diisi makanan matang sama tuan rumah.
ReplyDeleteUndangan, ya. Gue jujur agak bingung kalo harus undangan itu. Bukan bingung karena jomblo. Bukan. Tapi, karena gue bingung harus bawa apa? Sempet mikir pengen bungkus tempe goreng terus dipitain. Kerenkan??
ReplyDeleteTapi, begitulah, gue. Terlalu polos mungkin. Jadinya, ngikut temen aja. Kalo ada undangan dan ditanya "Kapan Nikah?" Gue jawab aja, "Nanti, kalo sempet':D
Kebiasaan di setiap daerah sudah pasti berbeda-beda. Tapi yang namanya amplop "berisi" masih diminati, karena sangat praktis dan gak ribet. Salam kenal dari blog mas hendra....
ReplyDeleteberfikiran positif aja sih biasanya aku kalau terima undangan :)
ReplyDeleteMau bulan puasa jadi makin banyak yang nikah nih di sini :P
ReplyDelete