Fhoto By: Amri Evianti
Aku menunggumu di jalan ini
Hingga sepagi ini
Tanpa cahaya ataupun setitik api
Tanpa selimut maupun secawan kopi
Aku masih mengenangmu penuh rindu
Tentang harapan dan kekuatan dalam bisu
Tentang rindu dan sakit yang membeku
Juga tentang aku yang masih saja kaku
Bergumul dengan cahaya
Bercengkerama dengan semesta
Menyatu dalam doa dan asa
Berpacu dalam lafadz dan bahasa
Menunggumu adalah kebiasaan
Kebiasaan yang tak buatku bosan
Pada ruas-ruas jalan aku titipkan
Segala doa dan pengharapan
Kalaupun kau harus datang setelah dunia ini menghilang
Bukankah aku harus bersabar tanpa rasa malang?
Kau dan aku sangat sadar waktu dan pertemuan adalah kuasa Tuhan yang tak mungkin menghilang
Menunggu dan bosan kini tak lagi berpasang
Pagi-pagi sudah disuguhi sajak yang bagus. Terima kasih. Oh iya, ini ada secawan kopi. Mau?
ReplyDeleteOh iya kan lagi ngopi di warung Mbak siapa itu lupa saya, yang suka diutangin orang. huahaha. Saya terhempas lagi dibilang bagus sajaknya oleh sang penulis buku kece. hihihi
DeleteKalau kata indra jegel mah gini..
ReplyDeletePetir bukan sembarang petir...
Petir menyambar rumah si wisnu..
Tunggulah dia sampai hadir..
hadir menjemput menemuimu.. :D
Ahaii malah dibalas pantun nihhh, asyiikkk. petir apaan tuh? aha
DeleteJangan terlalu lama ya kalau menunggu :)
ReplyDeletetergantung yang ditunggu hahah
DeleteMenunggu mungkin salah satu hal yang juga saat ini sedang saya alami karena saya juga sedang menunggu kepastian darinya, ahi hi hi.
ReplyDeleteihirrrrr, jadi membuka luka kwkwkw
DeleteMenghilang dikegelapan
ReplyDeleteMenunggu terang dari sang rembulan
Menunggu bintang dan cahaya terang
Hanya menunggu dan terlihat malang...
Jadi berpuisi nihhhh. Kenapa terlihat malang kang? uhuk
DeleteMenunggu hal yang membosankan namun telah menjadi kebiasaan.. sendu sekali..
ReplyDeleteSenduuu, seperti aku menunggumu menyelesaikan skripsimu hahahi
Deleteindahnya hidup ini jika engkau selalu sudi menungguku...terimakasih atas semuanya yah
ReplyDeletehaha iya mang, buat syair untuk istri ya mang? hahaha
DeleteNgomongin menunggu kemarin sempet bicang-bincang sama temen ( cew ) kalau sebenarnya cew itu butuh kepastian. Hahaha..
ReplyDeleteTapi yang ditunggu juga harus peka ya mbak :D
begitu lama aku berguru kepada kopi
ReplyDeleteseberapa mengerikan dan menjerikan cecap penghabisan
sayang ...
aku lalai,kamu jauh lebih pahit di banding kopi :(