Fotografer: Amri Evianti |
Menekan kantuk yang entah sampai kapan mau tunduk
Memaksa jemari memutar bulir-bulir tasbih penuh khusuk
Lantunan madah tak ayal membuat aku terlempar dari hiruk-piruk
Dingin menyergapku dengan peluk
Aku hanya setitik noktah
Dari pengharapan penuh berkah
Aku hanya setitik debu sampah
Dari sekian tanah indah
Pujianku tak sempurna
Tuluskupun penuh tanya
Rinduku berlalu tanpa gema
Bersama berlalunya cahaya
Tasbih Shubuhku bukan sekali ini saja
Aku telah melewati banyak cerita tanpa jeda
Tentang karpet penghisap manusia
Membawa badan dan mimpinya
Syair di atas terinspirasi dari kegiatan dzikir setelah sholat
shubuh berjamaah yang dilakukan seluruh pelajar SMP/SMA/MA Nurul Jadid Singkut.
Membuat 4 bait syair di atas membutuhkan waktu yang cukup lama bagi amatiran
seperti saya. Kurang lebih 30 menit saya bisa menyelesaikannya.
Syair termasuk dalam ketgori puisi lama yang berasal dari Arab.
Kata syair sendiri berasal dari kata Syu’ur yang mempunyai arti
perasaan.
Syair dalam setiap baitnya terdiri atas empat baris atau larik, yang setiap baris mempunyai bunyi akhir yang sama. Syair tidak memiliki sampiran layaknya pantun ataupun gurindam dan berima a-a-a-a. Semoga bermanfaat bagi yang ingin sekedar membuat syair untuk suami atau istri di rumah (bagi yang sudah menikah) haha.
Mengerjakan sholat yang satu ini merupakan salah ibadah yang paling susah ya mbak untuk dijalankan karena jam jam subuh itu selalu membuat orang yang belum terbiasa untuk bagun biasanya akan susah untuk bangun jadi kebiasaan bagun subuh sangat penting.
ReplyDeletehehe godaannya super sekali, dingin, ngantuk dan malas jadi satu hehehe.
DeleteJika kantuk telah tiba, boro-boro pegang tasbih. Kepala dan mata susah untuk diajak kerja sama. Bantal guling lebih menggoda.
ReplyDeleteHehehe nggak pegang tasbih nggak apa-apa kok. hihi asal kewajibannya udah terjaga hihihi
Deletesangat layak untuk diterapkan nih syair dengan tata etika yang pas, cocok buat merayu dan menyampaikan rasa sayang kita pada pasangan...komo tasbih subuh mah maknanya dalem pisan atuh ih
ReplyDeleteAri komo teh naon.mang? Hehe siap siap ngrayu ya mang hehe
Delete30 menit mah bentar, Mbak. Saya dua bulan belum tentu bisa bikin syair sebagus itu...
ReplyDeletewaaaahhhh? emang bagus? hahaha aku scroll lagi ke atas hihihiks. Salam kenal
Deleteseperti dedaunan dikala subuh,
ReplyDeleteini selolah olah butuh pelukan yang hangat ..