Assalamualaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh
Ku buka satu demi satu surat cinta darimu Nak. Kurobek
bungkus demi bungkus kertas kado yang membalut bingkisan mungilmu,meski ingin
rasanya menjadikannya sebuah prasasti yang abadi, tapi bukankah tak ada yang
abadi di dunia ini ?ku baca suratmu satu demi satu. Baris demi
baris,hingga lembar demi lembar surat dan puisimu. Meski ada puisi yang kau
ambil dari buku, lain kali buatlah dengan imajinasi dan penamu ya Anakku.
Ada banyak pujian, doa dan harapan darimu anakku. Namun
sebenarnya Ibu Gurumu ini masih jauh dari kata sempurna. Masih jauh dari kata
luar biasa, Ibu masih sama belajar bersamamu. Jika ada yang masih kau ingat
pesan Ibu bukankah itu sebuah keajaiban ? Dari Ibu Guru yang sedang
belajar ini.
Maafmu
Nak, yang kau tulis dengan segenap hatimu, Ibu terima dengan hati terbuka.
Meski begitu sudah barang tentu Ibu yang sering berinteraksi denganmu sudah
pasti kesalahan Ibu pun tak bisa dihindari, darinya dalam kesempatan ini
maafkan atas kesalahan Ibu di masa lalu.
Terimakasih
atas doa demi doa yang kalian panjatkan, terimakasih telah menjadi teman
belajar Ibu selama di Nurul Jadid, jadilah kebanggaan Orang tua, Guru,Agama dan
Bangsamu. Jadilah pribadi yang indah akan budi pekerti. Berani melakukan dan
mengingatkan pada kebenaran serta
kebaikan. Tidak semua yang disukai banyak orang itu adalah kebenaran
tapi percayalah Allah menyukai pada orang yang berbuat kebaikan. Dan
mengertilah tidak semua orang suka pada kebaikan, meski begitu tetaplah dan
teruslah berbuat kebaikan dimanapun kalian berada.
Jadilah
orang yang percaya diri karena kalian berbuat baik jangan percaya diri dan
sombong karena berbuat keburukan. Tinggikan ahlakmu niscaya Allah akan
meninggikan derajatmu. Jauhkan sifat iri dan dengki kepada sesamamu. Tinggalkan
sifat cemburumu karena kedekatan gurumu dengan teman lainmu. Karena, porsi doa
untuk kalian sama, sayang untuk kalian juga senada. Tak ada guru manapun di
dunia ini yang mengharapkan hal buruk untuk siswa siswinya. Darinya jadikanlah
momentum hari Guru Nasional ini sebagai pengingat kembali untuk memulyakan
gurumu hingga titik darah terakhirmu.Begitupun sama guru-gurumu mempertaruhkan
hidupnya untuk masa depanmu dan untuk kebaikanmu. Akhirnya kepada anak-anakku, jadilah penyejuk
mata untuk guru-gurumu. Jadilah cahaya di tengah gelapnya semesta. Jadilah
pembeda laiknya gelar pada Khalifah Umar Bin Khatab, karena kebaikan bukan karena keburukan.
Wassalamualaikum Warohmatullohi
Wabarokatuh
Dari:
Ibu Amri Evianti
0 komentar:
Post a Comment
Komentar apa aja deh yang penting nggak SPAM, sok kenal juga nggak apa, saya juga suka sok kenal ma blogger lainnya hehe
Terimakasih dan selamat datang kembali.