Mulai
dari terbit fajar aku sudah mulai menyalakan benda yang mampu menyetak tulisan
ini, namun hingga matahari tergelincir tak kunjung satu paragraf tulisan yang
mampu kuukirkan.
Di ruang yang menurutku benar-benar merasa tak mampu
melakukannya, hingga mungkin adzan dzuhur nanti berkumandang tulisan ini tak
kunjung selesai. Kadang aku berfikir apa yang menggerakkan jari ini melangkah menuju
satu demi satu rangkaian abjad yang mulai ku kenal sejak 20 tahunan yang lalu. Kadang
aku benar-benar merasa bosan untuk menulis meski hanya satu hal atau bahkan
satu huruf sekalipun, ataukah ini tanda-tanda bahwa mimpi itu mulai redup atau
bahkan mungkinkah ini rangkaian jalan yang teramat terjal untuk mencapai puncak
impian itu? Siapa yang tau jawabannya? Kecuali Tuhan yang mempunyai rangkaian
jalan untuk sosok yang bernama manusia. Apa arti
tulisan ini bagimu?tentu mungkin memang tak ada artinya meski aku sangat
berharap tulisan ini mampu membuatmu sangat berarti, meski aku sangat berharap
tulisan ini mampu yakinkanmu bahwa langkah pertamamu harus terus digerakkan
hingga kau merasa lelah dan merasa tak mampu melangkahkannya, janjilah padaku
bahwa meski tanpa tulisan ini kau baca sedikitpun engkau mempunyai beribu
alasan untuk terus menuliskan banyak hal tentag kehidupan yang mungkin itu
sangat berarti dan sangat menginspirasi bagi manusia di belahan bumi yang lain.
Waktu
ku atau pun waktumu sangatlah sama yakni 24 jam satu hari satu malam, tentunya
kesempatanlah yang membedakannya, kesempatan untuk terus menjadi cahaya dalam
setiap keredupan yang mulai menjelma,
atau tidak mempunyai kesempatan memberikan cahaya karena mempunyai
alasan yang bisa saja itu berguna atau sebaliknya. Jika hingga bacaan ini
engkau merasa bingung mengikuti alurnya, maka sungguh aku sangat bingung untuk
membawamu pada sisi kalimatku ynag seperti apa, aku hanya mulai mengikuti
langkah satu demi satu jari-jariku yan selama ini terdiam, tersiksa karena
ribuan himpitan alasan mengapa aku tak menggunakannya. Jika engkau ini rangkaian dari rasa yang
disebut “GALAU” ohh maaf ini bukan, justru ini adalah bagian semangat yang
kupunya untuk terus belajar tentang arti “KETEGARAN” TEGAR untuk terus berdiri meski banyak duri yang
mungkin akan menyakiti, TEGAR dalam berspekulasi meski tak usahlah perempuan
terlalu bermuluk-muluk tentang sebuah prestasi dan mimpi, TEGAR dalam bernegosiasi
tentang ribuan perubahan hidup yang silih berganti, TEGAR akan jutaan keraguan
yang selalu mereka sematkan pada setiap impian yang tertanam.Yaaaa
KETEGARAN itu MILIKMU wahai sosok hawa? Kau simbol KETEGARAN di alam jagad raya
ini dengan segala keterbatasan sebagai seorang hamba namun kau tetaplah
istimewa dengan segala kelembutan jiwa. Teruslah percaya bahwa engkau mampu
melakukan inci demi inci mimpi indah yang pernah engkau bangun di puncak
khatulistiwa jagad ini. Juga ketegaran itu adalah milikmu sosok adam ketegaran
yang tentunya tak bisa di sejajarkan dengan sosok hawa, adam-hawa adalah
ketegaran yang tentunya tidak bisa
disamakan, namun mempunyai keistimewaan tersendiri, dan jika hingga detik ini
ketegaran belum bisa kau temui, maka jadilah lebih tegar mulai detik ini jua, tegarlah karena ada banyak hati yang akan
menjadikanmu lebih kuat, dan banyak sosok manusia di bagian bumiNya yang sama-sama
berjuang seperti kita.
Salam
Ketegaran dari Amri Evianti
Yogyakarta,
26 Mei 2012
12.29
Wib
|
|
.comment-content a {display: none;}
-
ReplyDeleteTakdir ada di tangan kita, sebagian lagi Tuhan yang menggenggamnya. Tegar adalah pilihan. Tegar adalah jalan. Ada banyak cara mengekspresikan ketegaran, meski ketegaran itu sendiri hanyalah simbol kosong dari kegelisahan seorang hamba.