Di bawah temaram ia terduduk pilu
Tak hiraukan seberapa banyak pasang mata menghakimi
Baginya semua yang masih abu-abu tak perlu membuat berseteru
Ada banyak kegaduhan
Meski begitu ia hanya terdiam
Tak banyak kata ataupun umpatan
Tak banyak prasangka maupun hinaan
Ia Masih di sana penuh dengan luka
Luka dalam dada yang hanya Tuhan pemilik penawarnya
Iapun masih di sana
Sendiri tanpa tawa bahkan air mata
Air mata yang telah kering dalam munajat panjangnya
Dalam banget nih
ReplyDelete