Tom and Jerry

Sumber Gambar: Google

Aku selalu melihatnya menangis saat nasehatku tumpah padanya. Entah itu nasehat atau hanya potongan -potongan sampah.  Aku,  ya aku selalu menuntutnya untuk disiplin.  Aku selalu mengukur karakternya dengan standarku. Aku tak pernah bisa mentolerir kesalahannya meski itu sekecil debu, karena bagiku ia terlalu berbuat banyak kesalahan. Dia masih saja tergugu di depanku, sedang aku sedari tadi pertahanan air mata yang sedari tadi penuh di ujung pelupuk mata.

Padahal aku tak perlu mengukurnya dengan ukuranku, bukankah dia mau tinggal di pesantren di masa seperti ini sudah kebaikan itu sendiri?  Ya dia adik kandungku. Aku tak pernah bisa sepaham dengannya, kalaupun bisa itu hanya pada moment-moment tertentu.

"Ayo mana jilbabku?  mbak mau ngajar nih" tanyaku geram perkara ia pinjam jilbab nggak pake ngomong.  Bukan pinjam kan?  Wong nggak bilang. 

"Masih kotor" jawabnya dengan muka dilipat. OMG ada besi nganggur nggak sih biar bisa gue kunyah? 

"Dek, makanya dibiasakan izin dulu kalau mau pakai barang mbak. Jangan asal comot aja" nasehatku jengkel.

Ini baru satu kasus, masih banyak ribuan kasus yang lebih mengerikan dari ini *sensor aja* hahahaha. Perlawanan kami sebelas duabelas dengan kartun Tom and Jerry,rame bukan?  Hahaha.

sudah ya, namaanya juga cerita pendek, kalau panjang dikira cerita bergambar eh bersambung haha.