Sore ditengah menyelesaikan
proyek menulis yang beberapa hari ini ku buat ada rasa gundah yang menjamah.
Bagaimana tidak? Aku berfikir apakah tulisanku ini bakal bermanfaat? Apakah tulisanku
ini bakal memberi banyak ilmu untuk pembacanya? Lebih-lebih layakkah cerita ini
kutulis? Dan masih banyak lagi pertanyaan berseliweran bagai sambel jengkol
tetangga RT *haha* pikiran itupun dilarang berkembang biak jika kita ingin tetap menulis. Karena yang kita lakukan adalah terus menulis.
Aku menulis condong yang bergenre
fiksi, baik cerpen, Novel *yang belum pernah jadi*, puisi sekali-kali hehehe. Katanya
nih katanya ada yang bilang cerita fiksi itu hanya penuh angan-angan, penuh
kebohongan alias kepalsuan, behhh itu tambah membuatku tertantang, bahwa kita
bisa belajar dari cerita fiksi. Salah satu unsur intrinsiknya membuat cerita
saja harus menyimpan amanat.
Nah, amanat itu apa? Amanat itu adalah sebuah pesan yang ingin
disampaikan penulis kepada pembaca. Meski kadang amanatnya ada yang tidak
tersurat, kita sebagai pembaca pun harus bisa menemukan apa pesan dalam setiap
cerita yang kita baca. Jadi tidak semua cerita fiksi itu hanya berisi hayalan
semata, banyak bahkan cerita fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata, dan
telah banyak mengisnpirasi banyak orang. Darinya jangan berhenti menulis,
sebisamu, sekuat dirimu. Ada banyak cara berbuat kebaikan, salah satunya dengan
menulis.
Sudahlah, sekian dulu. Rasanya
blog ini jadi diary online saja. Sebelum aku curhat semakin parah, sampai
berjumpa lain waktu. Rasanya untuk awet dalam menulis, kita harus sama-sama menjawab di rumah masing-masing buat untuk apa kita menulis? pastikan jawaban itu yang membuatmu bertahan dalam menulis, meski tertatih hehe.
Untuk apa aku menulis?, saya menulis untuk menggerakkan jemari tangan agar tidak kaku *poin sederhana
ReplyDeleteSederhana, namun bisa awet ya mas? Heheheh
DeleteAwal ngeblog sih begitu niatnya, eh skrg malah ngasal...
ReplyDeleteApa bang yang begitu? Heheh terimakasih atas kunjungannya.
Deletebetul dalam cerita fiksi banyak pesan-pesan yang kita ambil sebagai pembelajaran, intinya yaitu harus dibaca kalau tdk dibaca kita tdk tahu apa yg ingin disampaikan😀
ReplyDeleteIya mbak setuju,orang beruntung adalah yang selalu bisa menemukan kebaikan dari apa yang mereka lihat dan baca heheh
DeleteMenulis demi menularkan kebaikan. Menyebarkan iformasi yang bermanfaat. Sebagai blogger dan hanya punya keahlian menulis, hanya itu yang saya bisa berikan dalam beramal.
ReplyDeleteMantap mas, Mas nya awet emang nulisnya di blog. Nggak kayak saya yang muncul tenggelam hiks hiks, makasih mas berkenan mampir
DeleteYang pasti ada sesuatu kepuasan yang tidak bisa dinilai..bagi saya sih Mba..hehee
ReplyDeleteini, alasan yang bikin awet nulis mas hehehe. terimakasih telah berkenan hadir.
Deleteawal nulis buat ngisi waktu luang pas nganggur dulu,, terus ehh malah jadi kebiasaan. terus seru juga sih.. walaupun tulisannya yah gitu.. *nggak penting-penting amat.
ReplyDeletetapi selama kita senang, yahh lumayan lah buat diri sendiri. fokusnya itu dulu, buat orang lain Insya Allah ngikutin selama emang tulisannya Insya Allah bermanfaat bukan tulisan yang menyebar kebencian.. betul nggk?? hehehe
Ahh kece banget niatnya si abang nih. Niat yang gini ni, yaang bikin adem. Betul setuju nih heheh
Deletesaya menulis untuk hiburan mbak, buat menghibur diri sendiri kalo bisa untuk menghibur orang lain
ReplyDelete