22 Desember 1989-22 Desember
2012
22 tahun yang lalu
ada sosok wanita muda yang mencoba menahan sakit saat detik-detik kelahiran putri pertamanya. Tetesan Kristal mengalir
disetiap pori-pori kulitnya,waktu terus
memenuhi haknya melaju tanpa batas lagi,
pada saat yang sama ada manusia baru yang
mencoba membuka matanya untuk mel ihat dunia, dan melihat siapa
wanita hebat yang telah menjadi
perantara Tuhan membuatnya hadir di dunia ini.
IBU, ya sosok Ibu
yang tak lagi asing di mata
putra-putrinya,begitu juga sosok Ibu
yang akkrab ku panggil dengansebutan “Mamak “. Wanita yang telah menaklukkan panjangnya perjalanan menuju kebun karet,
guna membantu suaminya yakni ayahku,
yang akrab kupanggil dengan sebutan bapak.
Berikut dokumentasi tulisan tentang emakku
“ Curahan Air Langit Di Negeri
"Karet"
====>Sepertinya air langit masih betah singgah di negeri kami,yang pasti di sini hujan menjadi kawan dan terik mentari menjadi sahabat, jadi jangan harap tinggal di sumatra punya kulit putih bersinar (hahahaha)
Berbicara tentang hujan, di antara ribuan petani karet yang merasa dirugikan karena datangnya musim ini, justru aku mendapat ribuan inspirasi untuk berc
====>Sepertinya air langit masih betah singgah di negeri kami,yang pasti di sini hujan menjadi kawan dan terik mentari menjadi sahabat, jadi jangan harap tinggal di sumatra punya kulit putih bersinar (hahahaha)
Berbicara tentang hujan, di antara ribuan petani karet yang merasa dirugikan karena datangnya musim ini, justru aku mendapat ribuan inspirasi untuk berc
erita
kembali pada kalian melalui media ini (hahaha bukan bahagia di atas penderitaan
orang lain ya) apalagi aku memang anak petani karet "tulen" ,
layaknya anak2 karet yang lain setiap hari libur sekolah aku turut ke kebun
karet yang terletak di area kecamatan tetangga, tepatnya hari minggu kemarin,
dengan mengenakan "pakaian dinas" hahaha pakaian dinasku kalau
kekebun karet jelas berbeda dengan pakaian dinasku saat kuliah atau kalau
sedang kerja, suatu saat akan ku uploud kegiatan dinasku itu (hahahah kalau
sudah siap mental kwkkw).
Kembali pada cerita hari minggu kemarin ya, aku ikut 'Emak' ku ke kebun karet untuk menyusul 'ayahku' yang sedang 'Nanting' (kosata di dunia perkaretan, saat petani karet sudah siap untuk mengambil getah karet yang sudah selesai di 'sadap' dan dicetak setelah itu dibawa ke pembeli getah karet kalau di sini namanya 'Toke Karet') ~Status Facebook, Selasa, 20 November 2012~”
Kembali pada cerita hari minggu kemarin ya, aku ikut 'Emak' ku ke kebun karet untuk menyusul 'ayahku' yang sedang 'Nanting' (kosata di dunia perkaretan, saat petani karet sudah siap untuk mengambil getah karet yang sudah selesai di 'sadap' dan dicetak setelah itu dibawa ke pembeli getah karet kalau di sini namanya 'Toke Karet') ~Status Facebook, Selasa, 20 November 2012~”
~
Aku
dan emakku masih saja menyusuri jalan yang masih menggunakan tanah asli sini,
masih tanah berwarna merah ,saat hujan selalu ada saja lubangan layaknya danau
di tengah-tengah hamparan jalan.
Saat aku bersama emakku menuju perkebunan karet yang letaknya berbeda kecamatan itu memang cuaca sudah tidak bersahabat, awan hitam menggantung di balik rimbunnya bukit barisan, sesekali angin bertiup dengan kencang mengisyaratkan bahwa atap tanah karet ini akan segera mengucurkan ribuan air dari syurga.
Saat aku bersama emakku menuju perkebunan karet yang letaknya berbeda kecamatan itu memang cuaca sudah tidak bersahabat, awan hitam menggantung di balik rimbunnya bukit barisan, sesekali angin bertiup dengan kencang mengisyaratkan bahwa atap tanah karet ini akan segera mengucurkan ribuan air dari syurga.
Ahhh. ... isyarat itu kini memang nyata saat satu demi satu butir-butir kristal
air syurgawi itu menetes lembut di atas punggung tanganku, hingga titik lembut
itu menjadi butiran yang turun sangat kasar, dan perlu kalian tau hujan kali
ini begitu lebat dan posisinya motor yang kami kendarai belum juga sampai
tujuan, ditambah jalan menuju kebun karet sudah barang tentu akan sangat licin,
yaa aku dan emakku tetap menyusul bapakku yang sedang mengambil "getah
karet" sendiri, motor yang sudah cukup tua itu terus berkelok-kelok kasar
menyusuri jalan yang sebenarnya tidak layak untuk dilewati motor (hahaha lebih
layak untuk "prosotan" (jawa.red) ).
Akhirnya aku dan emakku sampai juga di kebun karet milik bapakku, aku mulai lari-lari di antara pohon-pohon karet milik keluargaku tersebut, diiringi sambaran kilat di ujung langit dengan derasnya hujan,badanku menggigil saat seperti ini aku ingat dengan saudara sekandungku, sang pejuang hebat D'Putra Harupat(sedang apa engkau saat ini, bisakah kau rasakan dinginnya tubuh bapak dan emak di sini) saat ini aku tersadar bahwa perjuangan hidupku yang sebenarnya baru saja dimulai.
-------------
Aku hanya mengambil beberapa getah karet saya karena bapakku sudah selesai mencetak getah, hujan masih sangat lebat di hutan karet ini. iringan petir masih bersahut-sahutan, akhirnya kami pulang, di perjalan pulang inilah aku harus tertawa ditengah derasnya air hujan, saat motor yang kami naiki tidak bisa menaiki tanjakan, aku turun dan mendorong bagian belakang motor yang emak kendarai, ban motor meronta-ronta dan mengeluarkan kepulan asap, aku berpikir bagaimana kalau motor ini meledak hahahahah, air hujan yang bercampur dengan tanah tak bisa dihindari mengenai seluruh baju dan celana panjang yang kukenakan yang lebih unik lagi mengenai mukaku, saat tersadar aku langsung memanggil emakku," mak, lihat akuuuu waaaa"
Emakku menoleh kebelakang dan hanya gelakan tawa ditengah-tengah guyuran hujan hahahaha.
Antara lucu dan agak sebel kwkwkkw, lucunya badanku sangat mirip dengan tanah yang sedang kami lewati, aku bicara pada emakku yang sedang mengendarai motor, "mak kalau aku tiduran ditengan jalan ini pasti nggak ada yang tau kalau aku ini orang "
emakku hanya tersenyum, dan kulihat senyum itu dari spion motor, dan aku lagi-lagi hanya tertawa hahahahahah, Status facebook, Jum'at, 23 November 2012
Akhirnya aku dan emakku sampai juga di kebun karet milik bapakku, aku mulai lari-lari di antara pohon-pohon karet milik keluargaku tersebut, diiringi sambaran kilat di ujung langit dengan derasnya hujan,badanku menggigil saat seperti ini aku ingat dengan saudara sekandungku, sang pejuang hebat D'Putra Harupat(sedang apa engkau saat ini, bisakah kau rasakan dinginnya tubuh bapak dan emak di sini) saat ini aku tersadar bahwa perjuangan hidupku yang sebenarnya baru saja dimulai.
-------------
Aku hanya mengambil beberapa getah karet saya karena bapakku sudah selesai mencetak getah, hujan masih sangat lebat di hutan karet ini. iringan petir masih bersahut-sahutan, akhirnya kami pulang, di perjalan pulang inilah aku harus tertawa ditengah derasnya air hujan, saat motor yang kami naiki tidak bisa menaiki tanjakan, aku turun dan mendorong bagian belakang motor yang emak kendarai, ban motor meronta-ronta dan mengeluarkan kepulan asap, aku berpikir bagaimana kalau motor ini meledak hahahahah, air hujan yang bercampur dengan tanah tak bisa dihindari mengenai seluruh baju dan celana panjang yang kukenakan yang lebih unik lagi mengenai mukaku, saat tersadar aku langsung memanggil emakku," mak, lihat akuuuu waaaa"
Emakku menoleh kebelakang dan hanya gelakan tawa ditengah-tengah guyuran hujan hahahaha.
Antara lucu dan agak sebel kwkwkkw, lucunya badanku sangat mirip dengan tanah yang sedang kami lewati, aku bicara pada emakku yang sedang mengendarai motor, "mak kalau aku tiduran ditengan jalan ini pasti nggak ada yang tau kalau aku ini orang "
emakku hanya tersenyum, dan kulihat senyum itu dari spion motor, dan aku lagi-lagi hanya tertawa hahahahahah, Status facebook, Jum'at, 23 November 2012
21
Desember 2012
Saat mentari mulai meninggi, di tanah karet ini
rumahku ramai dipenuhi ibu-ibu jama’ah pengajian desa kami. Hari ini Emakku
menggelar syukuran untuk memperingati Hari kelahiranku yang jatuh pada tanggal
22 Desember 2012, yang pasti acara
doa bersama hari ini semata-mata bukan
hanya untukku saja namun juga
untuk adik-adikku terkasih ada Nurdiansyah
Putra yang saat ini masih di Semarang
dan untuk Uswatun Khasanah yang saat ini
masih duduk di kelas 1 SMP(tenang sayang , kita semua didoakan).
Sholawat Dziba’ sudah mulai dilantunkan oleh para jamaah,
hingga sampai pada ajakan “Mahallul
Qiyaam” semua jama’ah berdiri secara bersama menyenandungkanSholawat “Ya Nabi Salam “Alaika ~Ya Rosul Salam ‘Alaika~Ya Habib
Salam ‘Alaika~Sholawatulloh ‘Alaika”
Aku mulai berjalan menyalami jamaah satu persatu
mengharap akan banyak doa di sana untukku, hingga kutemui sosok wanita memakai
kerudung putih,memandangku dengan lekat, ku raih tangannya yang sudah mulai kasar, menandakan langkahnya bukanlah mudah, dikecup kedua pipi
dan keningku, hingga ada magnet yang menarikku untuk memeluknya dengan erat,
air mataku tumpah di atas pundak emakku, dalam tangis itu aku sampaikan
terimakasih telah menjadi Ibuku selama ini, emakku juga tak kuasa menahan rasa
harunya, air matanya kini telah membasahi pipinya, 10 tahun yang lalu aku merayakan ulang Tahun tanpa emak, karena waktu studyku yang
memang jauh. Kini hingga dihari-hari
selanjutnya aku akan menemanimu di hari Ibu,
hari dimana engkau melahirkanku dan
diabadikanoleh dunia sebagai hari bersejarah untuk para Ibu di dunia. Terimakasih Mamakku
terkasih,selamat Hari Ibu pada tanggal 22 Desember 2012.
Sabtu, 22 Desember 2012
Pagi ini aku mulai mempublikasikan tulisan ini, selalu ada harap dan doa dalam setiap bait yang kini kutulis, semoga Mamak senantiasa sehat, dan mohon dimaafkan atas segala kesalahanku selama ini mak. Dan untuk seluruh Ibu dan calon Ibu di manapun anda berada, selamat Hari Ibu tahun 2012 semoga senantiasa menginspirasi :)
Jambi, 22 Desember 2012
Titip salam buat 'Mamak'
ReplyDelete