Sumber Gambar: donotcomplainfrend.blogspot.com |
Tak pernah ada kata yang bisa mewakili indahnya hatimu,
Meski ribuan aksara
mulai kukaitkan satu demi satu
Kala hati mulai menemukan rindu yang tak pernah kutunggu,
Di tepian sungai yang mengalir dengan tenangnya,
Setenang sikapmu saat aku mulai tersedu, akan pedihnya waktu
yang kerap membelenggu
Saat padi mulai menguning,
Saat senja mulai merayap dengan mesra
Saat jingga telah menyambut sang senja
Saat itulah aku percaya bahwa tak ada yang mampu menghapus semua tentang
kita
Tentang ladang ilalang yang telah menjelma menjadi syurga mimpi kita
Mimpi tentang bahagia atas setiap jiwa
Jiwaku, jiwamu bahkan jiwa mereka yang kala itu bersama kita
Memasang rindu hingga kapanpun,
Kala mentari enggan bersinar lagi
Atau bahkan kala bumi tak mampu berputar lagi
Saat itulah biar semua rasa ini terhenti
Dan
Selama bumi ini masih berputar dengan sempurna pada porosnya
Biarkan semua rasa ini menyatu menjadi alunan simphoni rindu
Meski 20 tahun telah berlalu
Meski renta nanti akan menyapa
Maka biarlah dunia mencatat bahwa kita sahabat yang telah
menyatu menjadi saudara selamanya
Wahai kau sahabat ilalangku
#Puisi ini diikut sertakan dalam Giveaway-Weddingannivesarry ke 6, Puisi ini saya persembahkan teruntuk sahabat ilalangku, yakni sahabat kecilku yang masa kecil kami sering bermain di padang ilalang. Semoga kau membaca dan merasakannya.
A beautiful poem really! Jadi membayangkan sedang berada di rumput-rumput ilalang itu, berlari :)
ReplyDeleteNiar juga suka ilalang mbak, sampek yaa background blog ku kan ilalang :D
ReplyDelete@Gen-Q: Terimakasih telah hadir di ladang ilalangku hari ini sista.
ReplyDelete@Niar Ci Luk Ba: Samaaa sista, saya juga sangat menyukainya, kapan2 kpdar yukkk ke kebun ilalang#nah lho?? hehe