Sumber Gambar: m.kidnesia.com |
Kalian pasti tahu bukan bahwa
catatan seseorang akan membuat kita banyak belajar akan banyak hal tentang
kehidupan. Semua akan aku mulai dari
cerita sosok anak desa dari pegunungan menoreh dari daerah kulon progo. Dia
terlahir menjadi anak ke 3 dari lima bersaudara dari keluarga pas-pasan. Menjadi anak laki-laki ia mulai menjalani
sifat kepahlawanannya mulai dari bangku SD. Di usia sangat belianya ia mulai
mencari kayu bakar untuk dijual. Semua dilakukan selepas sekolah SD. Mencari
receh demi receh untuk dijadikan sekedar uang jajan.
Detik terus menggilas waktu,
tanpa ada kompromi yang melembutkan hati. Beningnya kali di ujung desa
menjadikan ia terus percaya bahwa kebeningan hidupnya akan tampak di kemudian hari, entah kapan. Menjadi
tukang pencari kayu bakar tetap menjadi profesinya. Badan yang tidak begitu
besar menjadikan ia semakin pantas saja menjadi tukang pencari kayu bakar. Hingga
masa membuatnya ingin mengubah hidupnya saat ia duduk di kelas lima. Ia mendengar
kakak sulungnya akan mengikuti transmigrasi di daerah Sumatra. Maka ia
menghadapa emaknya untuk ikut kakaknya ke daerah Sumatra, dengan tangis darah
maka alam mendukungnya untuk menuju tanah yang benar-benar tidak ia kenal. Hanya
satu ia ingin kehidupannya sebening air sungai di ujung desanya.
Hari yang telah ditentukan tiba,
ia menenteng kain sarung sebagai tasnya untuk menuju tanah Sumatra, yang
katanya memberi banyak ribuan kesejahteraan pada penghuninya. Ia percaya bahwa
dunianya akan cerah atas pilihannya. Dia percaya bahwa dunia akan membawanya
pada mimpi yang sangat indah.
-------------
Tanah Sumatra bersambut,
rimbunnya pepohonan menyapanya dengan syahdu, semilirnya angin membuatnya
semakin yakin bahwa di tanah ini ia akan benar-benar merubah nasibnya. Dengan
berbekal raport sekolahnya yang sampai kelas 5 SD ia akan melanjutkan
pendidikannya ke jenjang berikutnya. Di sekolah dasar tanah Sumatra inilah ia
akan menjadi anak cerdas yang bisa membuat bangga keluarganya.
Kawan kau tau alam itu menghargai
siapa saja yang mengasihinya, itu juga yang menjadi kepercayaan anak laki-laki
yang bernama Marno itu. Di samping sekolah ia masih saja sangat akrab dengan
alam sekitar, entah mencari kayu bakar atau sekadar mencari rumput untuk
kambingnya. Ia masih mencoba selalu
bersahabat dengan alam yang mungkin saja bisa mengubah hidupnya, melalui apapun
yang ia bisa.
Alam terus berkembang melalui
cara yang sangat luar biasa, begitu juga dengan Marno ia telah melaju pada
titik aman pertama yakni lulus dari sekolah dasar. Namun ia tak bisa menuju
titik aman berikutnya dengan melanjutkan sekolah tingkat SMP karena
permasalahan ekonomi yang melilit. Ia lagi-lagi hanya menitikkan bulir-bulir
beningnya dengan diam-diam, kata emaknya anak laki-laki itu tidak boleh
cengeng. Dengan rasa yang entah bagaimana perihnya ia akan terus melanjutkan
hidupnya.
Tiga Puluh Lima Tahun Kemudian
Waktu telah bergulir begitu lama
kawan, kini anak laki-laki itu telah menjadi sosok ayah bagi ketiga anaknya. Ia
telah mendapatkan kebeningan hidupnya, tentu dengan usaha yang begitu luar
biasanya. Dari jadi tukang buruh memotong pohon karet hingga merantau ke negeri
orang. Semua ia lakukan demi bisa memberikan kesejahteraan untuk anak-anaknya. Hingga
kini kedua anaknya sudah menikmati jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi,
dan anak yang ketiga masih duduk dibangku SMP. Dan kini iapun sudaha mempunyai
ladang karet sendiri, dan bisa membuka ruang pekerjaan untuk orang-orang yang
membutuhkan. Menjadi tukang kayu bakar telah mengajarkan ia akan kekuatan dan
ketabahan, menjadi sosok yang senantiasa arif meski kebeningan kini telah
bersamanya,ini adalah sisi lain dari sekian kesulitannya dalam hidup. semoga kebeningan senantiasa ada untuk anak
cucunya dikemudian hari, tanpa melupakan bahwa dalam hidup kita akan senantiasa
menemuia dua sisi yang benar-benar berbeda, entah sulit atau akhirnya menjadi
sangat mudah, semua harus dilalui dengan kesempurnaan jiwa.
Salam untuk abuya.
ReplyDeleteBarakallah lahu wa lijami'i ahlihi.
Tulisan ini cukup menginspirasi.
berkat kera keras, ketabahan dan kegigihan akhirnya beliau bisa sukses..menginspirasi bgt mbak :)
ReplyDeletebeliau telah melalui berbagai likaliku kehidupan
satu lagi kisah inspirasi yang dapat dipelajari disini. dari tukang pencari kayu bakar dengan ketabahan hingga pemilik ladang karet, sungguh menginspirasi mba, terima kasih
ReplyDeleteketeguhan dan kepercayaan membuat beliau tidak putus asa ya mbak, apakah itu abahnya mbak amri ?
ReplyDeletesalam hormat saya pada beliau ya mbak
cerita pak Marno ini wajib di contoh, dengan kerja keras dan ketabahan, ndak cengen sehingga beliau menjadi sukses... mantap
ReplyDeletewah luar biasa ya.
ReplyDeletesegala sesuatu memiliki sisi baik dan buruknya, seperti halnya dua sisi
ReplyDelete