Sumber Gambar: reyogcomunity.blogspot.com |
Sebelum fajar menyingsing aku sudah mulai membawa setumpuk baju kotor yang akan kucuci di suatu pagi yang cerah tapi aku bukan pembantu lho haha. Aku adalah anak perempuan pertama dari sebuah keluarga sederhana di sebuah kampung karet, tepatnya terletak di ujung propinsi Jambi. Di tanah inilah aku belajar berbuat sesuatu untuk kedua orang tuaku, meski itu hanya dengan mencuci baju keduanya. Mungkin ini tidak seberapa bagi pihak lain, namun bagiku sesederhana apapun yang kita lakukan pada orang tua kita itu menjadi hal yang sangat berrati dalam kehidupan kita, toh banyak anak yang tidak bisa lagi mencuci baju kedua orang tuanya.
Seperti pagi kemarin, aku mengambil satu persatu baju kotor baik baju emakku atau baju bapakku. Setelah dirasa cukup aku mulai merendam pakaian satu persatu maaf belum ada rencana memakai mesin cuci. Perlahan tapi pasti aku mulai mengucek satu persatu pakaian yang sudah terendam air dan detergen menggunakan mesin hebat pemberian Tuhan, yakni kedua tanganku. Menit demi menit telah berlalu hingga aku mulai mengucek celana panjang milik bapakku, dan kalian tahu? kebiasaan burukku kembali terjadi di sini di kantong celana panjang bapakku ditemukan dompet yang berisi surat-surat penting seperti STNK, SIM, AKTE KELAHIRAN ehh kok Akte Kelahiran si, ya intinya berbagai surat penting ada di sana, langsung kusiram dompet yang penuh dengan busa detergen itu dengan air "byuuurrr" biar aman kuambil semua isi dompet lalu ke jemur biar nggak kena kultum pagi hehehe. Namun sialnya, ayahku pagi itu menuju kamar mandi dan mengetahui perbuatanku, dan inilah kultum paginya
" Kebiasaan deh, setiap nyuci baju bapak pasti ada aja yang bakal jadi korban" kata bapakku seraya menatap semua surat-surat pentingnya.
" Kan nggak sengaja pak" belaku tanpa seorang pengacara.
"Makanya, kalau mau nyuci, kantong-kantong baju atau celana bapak di cek dulu, masih ada barang-barang penting nggak di sana"
" Kirain ya sudah nggak ada pak, namanya juga baju kotor biasanya sudah steril dari barang-barang penting, apalagi celana panjang bapak sudah ada di kotak baju kotor" belaku sekali lagi.
" Dulu pernah kan uang bapak setumpuk juga ikut kamu cuci? niatnya baik tapi kalau hasilnya mencuci barang-barang penting jadi nggak baik tho?" ucap bapakku lagi
Ehh iya kawan, dulu aku pernah mencuci tumpukan uang bapakku, tapi diam aja tumpukkan uang ribuan hehhe.
Bapakku masih melanjutkan nasehatnya, " Besok kebiasaan kalau sudah punya suami, kalau nyuci kantong-kantong nggak pernah di cek dulu"
" Besok kalau aku sudah punya suami ada kesepakatan pak. Pokoknya baju yang sudah kotor dilarang keras masih ada benda-benda berharganya" jawabku sekali lagi sambil terus mencuci baju dengan menampakkan senyuman mautku hihi.
Bapak memandangku dengan tertawa, haha " bisa aja kamu, bapakkan sudah tua, sudah banyak lupanya, jadi besok-besok lagi ngerti kebiasaan bapak ya" pinta bapak sambil berlalu
Aku menggangguk dengan hormat " SIAP PAK"
Ya, kuakui aku memang salah, tapi Bapak juga tidak sepenuhnya benar Upss artinya sebisa mungkin bapak mengurangi kebiasaannya kalau bisa si dan bagiku ini yang disebut dengan proses diskusi. Diskusi tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan antara bapak dan anak, atau antara ibu dan anak dan seterusnya. Selama masih bisa disampaikan isi hati, mengapa tidak? dengan begitu masig-masing pihak juga bisa tau alasannya mengapa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak baik menurut anak maupun bapak. Aku kira tak ada orang tua yang tak mau mendengarkan anaknya berpendapat, selama masih disampaikan dengan bahsa sebaik mungkin.
Sekarang aku akan membahas percakapanku
" Besok kalau aku sudah punya suami ada kesepakatan pak. Pokoknya baju yang sudah kotor dilarang keras masih ada benda-benda berharganya"
Sumber Gambar ; agsgd.blogspot.com |
Diskusi antara suami-istripun tidak disalahkan. Istri yang hebat menurut hemat pemikiranku bukan istri yang selalu mengatakan IYA pada suaminya, hingga terkadang ada jiwa-jiwa terbelenggu di dalamnya. Bukannya pernikahan itu akan memberikan kedamaian pada setiap pasangannya? Istri menurutku bisa dan boleh saja menyampaikan pendapatnya pada suami tentang sesuatu yang mengganjal di hatinya, tentunya dengan proses yang baik. Karena dalam berumah tangga bukan hanya suami yang berperan aktif tapi istripun juga demikian, aku kira suami yang baik pun selalu memberikan ruang diskusi seluas-luasnya untuk kebaikan keluarganya. Suami memanglah tertakdir menjadi pemimpin keluarga, tapi jangan lupa istrilah yang berperan aktif mendukung segala kepemimpinan suaminya, jadi membangun komunikasi dengan baik serta membuka luas pintu diskusi antara keduanya akan membuat keduanya semakin merasa BERHARGA di mata pasangannya.
Bagaimana menurut anda wahai para pelaku sejarah Pernikahan? itu sedikit pemikiran saya tentang arti penting sebuah diskusi bersama siapapun dan
Sumber Gambar : suluhmania.wordpress.com saya belum menjadi pelaku sejarah pernikahan, tidak sebatas dengan pasangan tapi pada semua manusia yang masih merasa mereka bukan Tuhan. Ya...hanya Tuhan yang berhak melakukan apapun meski tanpa diskusi pada hambaNya, namun bukankah Tuhan selalu memberi ruang diskusi pada Hambanya dengan menyuruh kita untuk berdoa padaNya? yang selalu saya pahami bahwa Tuhan tidak pernah melarang siapapun untuk berpendapat yang disampaikan melalui doanya, terlepas pendapat diterima atau tidak, itu menjadi bagain terakhir dari episode ini.
Pokok'e mantep tenan,mak Josss. Diskusi diperbolehkan, makanya manusia diberikan kekurangan oleh Sang Pencipta.
ReplyDeletePaham ndak sih ?
hehehhe diberi kekurangan oleh Sang Pencipta dan agar bisa belajar kepada orang lain..begindang mbak???
Deleteaku selalu mendiskusikan apapun dgn suami.. tak ksh tips ya (krn aku pelaku pernikahan :D)
ReplyDeleteketika ingin membahas suatu masalah dgn suami usahakan pas hatinya lagi enak.. atau ketika berduaan di atas ranjang ketika malam hari, hemm ini momen yang paling pas utk diskusi, bahasnya harus pandai2 merangkai kata sehalus dan seenak mungkin, jgn berbicara dgn agresif.. insya Allah diskusi tdk hanya menghasilkan solusi tapi menambah cinta kasih :)
hihihihi....betul sekali
Deletediskusi boleh asal jgn ber adu pendapat, gak akan ada titik temunya nanti.
DeleteSekian dan terimakamu.
Mbak Uswah: terimakasih tipsnya mbak....bakal teringet terus berdiskusi di atas kasur hihihii,,,dan kondisi suami lagi mood kwkkwkw.
DeleteMas Agus Setya: hihihihhi
Isnan : heheheh ya sepakat asal jangan beradu pendapatt..tapi diskusi hehe
Mendekatlah, diskusikan denganku, bunda :)
ReplyDeleteWaktu diskusi kita telah habis...silahkan berdiskusi dengan yang ada disampingmu ;)
DeleteSaya sendiri di sini.
Deletemungkin berdiskusi lewat blog bermanfaat juga yah?
ReplyDeleteHIhihihi bermanfaat mbak...heheh seperti diskusi2 kita tentang puisi cinta *ehhh
Deletekeputusan dalam urusan rumah tangga kalau bisa ya jangan sepihak, walaupun untuk tujuan baik ya harus didiskusikan dl, kalau mau memberi apa kepada orang tua atau saudara sebaiknya kita diskusikan dulu.
ReplyDelete* bonus komen < itu disaku kanannya ada dompet disaku kirinya ada tumpukan bon, kalau tumpukan bon pasti mbak amri dipuji bapaknya karena melenyapkan barang bukti, xixix
link sudah ada di layar tancap :)
hehehe seikat mas Agus....sangat sepakat....komunikasi memang sangat penting *balasan bonus komentnya....hahahahaha bsa aja..tapi untungnya tumpukan bon nggak nyampe satu tumpuk tapi satu dus *upsssss
Deletekalau satu kerdus lumayan dikilokan aja, buat beli martabak luamayan lho.
Deletehahahha iya juga ya Mas Agus hihihiihih..ni martabaknya makan bareng2 yuuk hihi
Deleteyaah baru mau dimakan sudah keduluan kucing,
Deletehehe
klu nggk berani lewat FB ae , diskusine............istri statuse "sy lempar km dngn gelas...pyarrr mention suami , suami balas "sy blz lempar dngn piring....pyarrrrrr " mention istri. bertengkar di bawah naungan Fb paling Aman.
ReplyDeleteIni siapa ya kok nggak bermerk yang komentar???? welahhh kok lempar2an gitu
DeleteDiskusi yang sangat menarik tentang sebuah realita..
ReplyDeleteMungkin karena intelektual setiap orang itu berbeda hingga menciptakan pola fikir yang berbeda juga dalam memandang sesuatu hal & menurut saya sih sah" saja selama di sampaikan dengan bahasa yang baik & alasan yang logis..
Menciptakan komunikasi dengan berdiskusi memang merupakan jalan terbaik mencari solusi..
Tapi berhubung saya lagi nggak fit, jadi nggak begitu mood untuk ikut berdiskusi..hehe..
Saya ijin nyimak aja ya mbak..
Wah lekas sembuh ya pakk....semoga lekas fit lagi...silahkan terimakasih telah menyimak.... setuju pak...diskusi adalah hal penting yang harus dilakukan bagi siapapun yang ingin menemukan solusi
Deletebagus miss artikelnya, sy mesti belajar juga dari para pelaku sejarah pernikahan..bener kata mas Isnan, boleh berdiskusi asal hgn beradu pendapat, terima kasih
ReplyDeletewahhh iya itu di atas para pelaku sejarah pernikahan sudah berargumen...segera diamalkan ilmunya dengan langsung nikah *ehhhh keceplosan hihi
DeleteIya nanti saya akan berkunjung,,tunggu saya ya..dan semoga kita bisa senantiasa berdiskusi....saya sangat mau dengan Follow an hihihi
ReplyDeleteberkunjung walau telat hehe.... ceritanya keren mang sampai nangis bacanya.... mang juga pernah dompet mang kecuci sama mantan pacar hehe
ReplyDeletehihih ihh mamang beneran nangis apa lagi ngiris bawang satu keranjang hihihhii wahhh mantan pacar sekarang jadi istrinya ya hiei
Deletekali ini ndak lagi ngiris bawang.... cuma ketauan mamang suka ngumpetin uang setoran ke mantan pacar... tapi ada hikmahnya juga, dompet kecuci jadi mang ndak berani ngumpetin uang setoran heheheeh..... ya betul heheheheh
DeleteAne mentok kalimat yang ini mbak " Besok kalau aku sudah punya suami ada kesepakatan pak. Pokoknya baju yang sudah kotor dilarang keras masih ada benda-benda berharganya" awkwkwkwkk WOW banget wkwkwk
ReplyDeletehihihihihi tu ya calon suami buat istrinya kelak kwkwkkw jangan sembarang nyimpan barang, apalagi nyimpan sapu lidi di saku hihihihi
DeleteQu juga sering nyuci baju kedua ortuku, kalo Qu anak cewe satu-satunya di keluarga. itu masih mending coz Qu pernah nyuci baju ibuku malah kena luntur sama baju lagi (untungnya bukan baju putih) tapi tetp diomelin seharian hehehehe...
ReplyDeletehehehhe cara palin aman menghilangkan jejak mbak..simpan rapat-rapat baju yang kelunturan hihihi
Deletehayo ketahuan, hayo...
Deletekalo belum ketauan mungkin bisa tapi apa daya Qu khan orangnya baik hati dan jujur hehehwkwkwkwk....
DeleteTertarik sama yang ini aku Mba Bro..
ReplyDeleteBesok kebiasaan kalau sudah punya suami, kalau nyuci kantong-kantong nggak pernah di cek dulu"
" Besok kalau aku sudah punya suami ada kesepakatan pak. Pokoknya baju yang sudah kotor dilarang keras masih ada benda-benda berharganya".
besok ditulisi Mba Bro dikeranjang pakaian kotornya.. Dilarang keras meninggalkan barang-barang berharga. barang ketinggalan saya sikat habis.. hehe
ditunggu Followbacknya Mba Bro. Salam Go Blog dari Mahasiswa Go Blog
Tergantung apa pendapatmu ...
ReplyDeleteTergantung niatnya kalee.. ya.
ReplyDeleteKeren mbak, betul sekali
ReplyDelete