Sumber Gambar: |
Mentari mulai
menyapa, mengajak semua jiwa untuk tersenyum gembira karenanya. Tujuh bulan
sudah aku menapakkan kaki di tanah karet ini, tanah subur dengan ribuan hektar
ladang karet terhampar di kampungku. Pagi ini gemericik air sungai, kicauan burung
jalak semakin menambah asrinya kampung ini. Perlahan aku mulai menggenjot
sepeda tuaku *anggap aja sepeda tua, biar agak dramatis, padahal aku pakai
motor hehe* ke arah ujung desa tetangga
untuk berbagi ilmu pada anak-anak karet di sana. Ya, tepatnya di Sekolah
Menengah Pertama swasta aku mencoba berbagi pada dunia. Berbagi sedikit apa
yang kupunya, di sanalah aku dengan semangatnya mencoba membesarkan hati anak-anak supaya tidak menjadi rendah diri
hanya karena sekolah di daerah yang masih jauh dikatakan maju. Di bawah atap
sekolah bangsa ini, aku mencoba memantapkan hati bahwa pilihanku untuk berada
di dunia pendidikan memang pilihan paling kuidamkan jauh sebelum aku duduk dibangku
sekolah dasar sekalipun, entah mengapa kala itu aku hanya ingin menjadi Guru
tak ada pilihan lain.
Sumber Gambar:www.radarbangka.co.id
|
Hingga puluhan
waktu bergulir aku akhirnya memang dinobatkan sebagai Guru oleh alam semesta, aku
mulai mengabdikan apa yang bisa aku abdikan pada bangsa ini. Aku bukan PNS dan
tak pernah berfikir aku bisa menyandang gelar itu. Bukan apa-apa saat ini aku
lebih mengikuti arus hidupku di dunia pendidikan tanpa terlalu repot-repot
merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah hanya sekedar menjadi guru kontrak
daerah. Asal kalian tau jika menjadi guru kontrak saja harus dengan puluhan
juta maka jika akan jadi PNS harus dengan ratusan juta. Ini bukan masalah mampu
atau tidak, tapi masalah ujian hati siapa yang paling menang. Ya, hatilah yang
akhirnya berbicara akan hal itu, hingga aku memilih untuk belajar membuka usaha
di rumah dengan tidak menggantungkan rizkiku pada dunia pendidikan. Itu tidak
berarti aku mengikrarkan bahwa hatiku telah menang, Tidak. Sekali lagi tidak.
Aku hanya ingin menyampaikan bahwa di antara ribuan hutan karet ini masih ada
banyak rizki yang lebih halal dibanding dengan melakukan hal yang tidak
seharusnya dilakukan.
Jika sebelumnya
aku selalu membanggakan kampungku dengan sekian keindahan di dalamnya, maka
pernyataanku kali ini bukan berarti aku tak melihat keindahan lagi di sana. Aku
tetap melihatnya dengan caraku sendiri, biarlah kekurangan tanah yang kini
kupijak menjadi sebuah pelajaran berharga bagi siapapun yang mau membacanya
sebagai pelajaran penting tentang kehidupan. Keindahan itu tetap akan bersinar
dengan riuhnya anak karet yang menuntut ilmu di sepetak tanah pendidikan negeri
ini. Tanpa rasa takut mereka selalu menyambutku dengan menjabat tangan dan
mengangkat tanganku menuju kening mereka, sebagai wujud bahwa mereka siap
menerima ilmu dariku, meski aku juga banyak belajar pada mereka. Hingga yang
membuat aku benar-benar semakin betah di tanah ini, saat mereka mendekatiku.
“Bu, boleh
jujur nggak” tanya salah satu siswi di kelas delapan B
“Ya, ada apa?”
aku mencoba menaggapinya.
“ Tapi, Ibu
jangan marah ya” pintanya lagi, membuatku semakin aku tidak sabar.Aku
mengangguk dan mencoba menggulirkan senyuman padanya.
“Maaf Lho bu,
Ibu pakai bedak apa si? Sekarang kok agak Hitam” huaaaaa ternyata dia tanya itu
Serta merta aku
meraba wajahku, sambil berargumen yang tak tau kebenarannya hahaha
“Tau nggak
anak-anak, kalau air di sumatra itu buat kulit jadi hitam. Ditambah lagi dengan
cuaca sumatra yang jauh lebih panas di banding jawa” kataku bersemangat sambil
menatap peserta didikku yang mengerumuniku.
“ Iya juga
mungkin bu, cuaca di sini panas banget. Dulu waktu Ibu pertama kali datang
kesini, wahhh putihnya udah kaya cat tembok” hahaha
Wahhh kok jadi
gurunya yang jadi bahan diskusi. Aku hanya tertawa renyah, sambil melangsungkan
orasiku” Meski agak hitam, tapi tetap maniskan?”
“Wuuuuuuu”
Semua berteriak
tanda setuju* ehh setuju apa malah menolak ya*
Ya, meski air
sumatra telah sedikit merubahku menjadi kurang putih *hahahha* tapi tak
sedikitpun aku tersiksa di sini, ditambah lagi ada siswa yang bersalaman denganku tapi juga meminta mencium
pipi kanan dan kiriku* duuhhh ni murid beda banget ma zaman aku sekolah* tapi
tenang itu hanya satu orang, itupun perempuan bukan laki-laki *bisa kasus*
kalau laki-laki. Setiap kali bertemu denganku dia memanggilku dengan sebutan
BUNDA, dan menjabat tanganku serta menempelkan pipi gembilnya ke pipiku, aku
sempat kaget. Tapi tetap aku biarkan adegan itu terjadi, apalagi dia memang
sudah lama ditinggal meninggal ibu kandungnya. Aku hanya tersenyum sendiri jika
mengingat kisahku bersama anak-anak di sini. Menginspirasi peserta didik tidak
serta-merta dibatasi ruang dan waktu saja, kapanpun dan dimanapun semoga tetap
bisa menginspirasi. Akan sangat tidak arif jika kita hanya berpedoman memberi
inspirasi itu hanya dengan kata-kata, terkadang sikap kita pada peserta didik
itulah yang membuat mereka merasa dekat dengan kita dan bisa menjadikan guru
bukan sekedar sosok yang galak dan tak bisa digapai, tapi mereka bisa menemui dan
bersama gurunya kapanpun, hingga saat mereka terpisah kenangan indah akan
tersemat anggun dihati mereka masing-masing.
Sumber Gambar: |
yess...kebagian pertama. hoyeeee
ReplyDeletehiaaaa Mbak Indah...Pertamax murah di sini kalau buat mbak Indah mah hihihi
Deleteya ndak papa lah. meski hitam yg penting tetep hitam. hahaha
Deletesalut deh .....berani menempuh resiko yg begitu dahsyat. saya pun belum tentu berani. karena apa? ya itu tadi, takut hitam. hahahah.
Menyayangi dan memberikan pendidikan di tempat yg jauh dari dunia "ramai" lebih mulia, meskipun salah satu murid nya mengatakan jika "agak hitam" hahahah
yang penting semangat, insya Allah akan barokah. jangan pedulikan angan2 Ttg PNS jika harus mengeluarkan Jutaan rupiah. meski dikit yg penting halal. Saya yakin akan terasa nikmat meski harus berhitam-hitam ria. hahahah
hahahahah kayanya harus pake helm kemana-mana nih*disangka alien* hahah..geh mbak untuk msalah PNS..tidak terobsesi.....meski hitam tapi halal *kan udah dapat tips cantik dans ehat dari mbk Indah *nyempung sungai* hahaa
Deletengabuburit aja dulu :)
ReplyDeletehihihi kaya' lagi puasa ya ngabuburit...nggak jaim tapi kan??kwkwkw
DeleteWah, selain ngeblogging, rupanya sudah menjadi seorang guru juga ya..
ReplyDeleteSebuah profesi yang sangat mulia..
Mau donk jadi muridnya..hehe..
Menurut saya, tidak perlu terlalu fokus melihat apa yang bisa kita dapatkan tapi lebih kepada apa yang bisa kita berikan..
Jika kita sudah bisa memberikan yang terbaik untuk orang" di sekitar kita, pasti dengan sendirinya kita akan menjadi lebih bernilai bak intan pemata & itu merupakan kebahagiaan tersendiri dalam menempuh hitam putihnya kehidupan (dari putih menjadi hitam) hihi..
Wahhh saya bingung kalau bapak jadi murid saya *heheheh* nggak kebayang deh hihihi
DeleteIya pak terimakasih atas opininya, saya sepakat tentang apa yang bisa kita berikan untuk orang yang ada di sekitar kita...akan menjadi intan pertama meski sebenarnya hitam juga hehee
"Bu... bagi dong bedak hitamnya" ucap salah seorang siswi bule yang duduk disudut kelas :)
ReplyDeleteheheheh yakin pingin bedak hitam? nggak perlu bedakan mandi pake air sumatra setahun aja bakalan item kok kamunya *hiks* thanks fadly sudah hadir
DeleteHitam2 buah manggis, biar hitam tapi manis (.̮)♓éђё(.̮)♓éђё.. Happy blogging mbak..
ReplyDeletemalam-malam meluk guling,
DeleteYukk sama-sama happy blogging.
Terimakasih telah berkunjung
menjadi guru itu mulia.tp jgn pernah menganggap guru itu pekerjaan.ktika guru menjadi pekerjaan artinya ilmu telah diperjualbelikan.#soknasehatin :D
ReplyDeletesetuju atau sepakat.....alhamdulillah saya menjadi guru karena saya mencintai nama itu mungkin sejak sebelum saya terlahir *lebay hehehe
Deletehitam gak selalu hitam, putih gak selalu putih
ReplyDeletehehe asal ada warnanya aja...meski itu abu2 hehehe...Hi Isnan gimana kabar..lama tak bersua
DeleteSelamat mengabdi mbak :)
ReplyDeleteBerteman dengan pelangi, akan selalu terasa indah.
Ya terimakasih :)
DeleteHmmm semoga seindah harimu disana.Terimakasih telah berkunjung
kapan panen karet? minta donk ....
ReplyDeleteseminggu skali panen karet mbak...kapan2 main ya..kita panen karet, panen karret namanya nanting hehehe
Delete“Tau nggak anak-anak, kalau air di sumatra itu buat kulit jadi hitam. Ditambah lagi dengan cuaca sumatra yang jauh lebih panas di banding jawa”
ReplyDelete<- ini alibi banget, mengkambing hitamkan cuaca :p
Bener mbak, emang dari sononya udah legam.
Deletehahahah
Mbak USwah : hiahahiaihaih ini beneran mbakk,,,nggak percaya??mbak ke sumatra dulu deh satu bulan aja...hihi nanti tambah item, apalgi bedakan kopi bubuk*upsss hehe
DeleteMbak Indah: wahhh mbak indah...aku udah coba pkatekkan tips canti dan sehat dari mbak indah lhoo..tapi kok jadinya malah item gini ya haha
tuh kan tulisannya enak dibaca, kalau aku yang nulis pasti morat marit, hehe
ReplyDeletegambaran tentang desa, tentang idealisme, tentang kehidupan, bener2 asri dalam ruang hidupnya.
yang mbaca lho seolah2 ikut merasakan keasrian alam sumatra. *ini komen serius
jangan rendah diri dengan hitamnya wajah karena hitamnya wajah tak sehitam aspal curah :) *ini komen slengek an, hehe
setuju dengan koment mas Agus, cerita awal ada sebuah pemandangan hutan karet yang asri, di tengah ada gambaran pendidikan, di akhir, hitam...siapa takut...ekk
Deleteoh iy, PR-ku sudah selesai bu guru..wkk, terima kasih awardnya mba
Mas Agus Setya: haiii mas Agus kemana aja baru kelihatan hehehe. tanggapan komentar serius: mohon doanya semoga bisa maju jadi Gubernur*ehhh kok malah bercanda ya *hiaaat
Deletekomentar slengek an: hiahiahiaihia tennang karena Mas Agus lebih hitam katanya *hhhihi *Peace
Buret: hahah ya hitam siapa takut, karenanya temannya juga banyak hihiih....wahhh terimakasih telah diterima dan kunjungannya hehe
Deletendak paapa hitam yang penting anake nggak hitam kayak bapake, hihiiihi
Deletelho dari tadi sudah gelar kardus disini, cuman deretan paling belakang, gak kelihatan ya..
hahahah iya mas Agus...kemarin2 kokk bolak balik berkunjung ke blog Mas Agus..masih kosng mlompong hehehe....ni pakai tiker aja mas dari pada pake kardus kakka
Deletemakasih tikernya mbak amri :) hehe
Deleteiya sabtu minggu kemarin lagi pulang ke desa dan senin langsung tancap gas kembali, jangan lupa tulisan balik award nya sudah publish
kalau udah baca postingan disini nyeeees adem... seperti minum air habis makan permen.... setuju dengan koment mas agus tulisan dan bahasanya "ENTEP SEUREUH" apa itu entep seureuh , ya tinggal tanya aja ke orang sunda yang ada dikampung Karet heheheh
ReplyDeletehehehe kok banyak ya yang pada setuju ma Mas Agus..hahah mamang gimana kabar.lama tak jumpa hehe...wahh nggak tau mang ENTEP SEUREUH artinya apa....cari kamus sunda berjalan nih hehehhe
DeleteAlhamdulillah baik.... heheheh cuma lagi sibuk jemur padi ....
Deletesalam kenal mbk.., folbek ya.., makasih *smile
ReplyDeleteSALAM KENAL, ya nanti saya akan Follback...ditunggu ya
Deletesepanas itukah???
ReplyDeletebekasi aja udah puanas kaya begini (tiap hari udah kaya mau meleleh) apalagi disana ya...
uwaaaahhhh sudah jadi guru, hebat ...
dulu pernah disuruh masuk sekolah guru tapi ga mau. coz jadi guru itu susah(ga ada pekrjaan yg gampang) apalagi kalo anak-anaknya bader-bader kaya anak-anak kelas Qu waktu smp dan sma, kalo aQunya sih ga coz kan orangnya baik hati dan tidak sombong hehehehe...
tetep semangka (semangat kaka ^0^) hehehehe...
hahahah meski panas disini masih ada hutan karet yangsenantiasa memberi kesejukan...heh mau pesan pohon karet??heheh
Deletehahaha jadi guru itu awet muda lho...hihii doanya ya kaka.terimakasih tlah hadir
Mana ya, kuk gak kelihatan hitamnya,cuma bercanda kali murid2nya, hihihi :)
ReplyDeleteSaya mencintai Hitam sedalam-dalamnya.
ReplyDeleteguru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar, tetap semangat, biar hitam sedikit tapi memberikan manfaat yang banyak , salam sukses, hidup indonesia, kalau bukan kita siapa lagi
ReplyDeletehidup memang seperti demikian, hitam dan putih, percaya bahwa pelagi adalah sebuah pencerahan, dan rizki adalah sesuatu yang bukan membuat kita beralasan lemah atau tidak berdaya.
ReplyDeletewah, pengakuan ju2r dari tenaga pendidik, nih! tapi, salut sama keteguhan hatinya.
ReplyDeletememang sekarang banyak yg ingin menjadi guru karena ngejar status pns. karena itulah, di mataku, guru bukan lagi pahlawan tanpa tanda jasa.
Salam
guru tanpa tanda jasa
ReplyDeleteguru itu pahlawan bagi saya
ReplyDelete