Home » » Kampung Karet: Terpesona Dengan Segala Kesederhanaanya

Kampung Karet: Terpesona Dengan Segala Kesederhanaanya

Posted by Blog Amri Evianti on Sunday 21 April 2013



Hai kawan... bagaimana ceritamu hari ini? Bagaimana juga tentang perasaanmu saat ini? Semoga masih ada cerita dibalik sibuknya harimu atau bahkan saat kau merasa sendiri. Pada edisi kali ini aku membuat sebuah catatan yang pada nantinya tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua. Minggu pertama nggak ikutan karena baru tau info lomba ini kemarin.


Kawan, sebenarnya banyak hal yang ingin ku gali tentang tanah sumatra ini. Tanah yang dulu sama sekali tak pernah kubanggakan, tanah yang dulu hanya kuanggap sebagai tanah tumpangan, karena aku bukan orang asli tanah ini atau bisa dikatakan aku keturunan suku jawa. Namun semua menjadi berbeda saat aku habiskan waktuku di semenanjung hutan karet kampungku, saat masa kecilku mencari kayu bakar dari pohon karet juga bersama teman-teman sebayaku. Memanjat pohon jambu di pinggir sungai, hingga saat jambu jatuh ke air kami akan berjuang berenang mencari jambu itu hingga kami harus basah kuyup.
Jika ada yang mengatakan padaku aku tak mencintai tanah Jambi ini, itu tak benar. Aku mencintai segala isinya, segala kesederhanaanya, segala kekurangannya tanpa syarat akupun menjadi sangat terpesona dengan alam yang sangat biasa bagi kebanyakan orang. Saat lainnya berpagarkan terali besi maka kampung kami berpagarkan batang bambu yang sudah didesign berbagai macam rupa. Saat sebagian lain penduduk negeri ini berpakaian rapi ala pemuda korea, maka warga kami hanya mengenakan pakaian sederhananya yang sudah mulai usang dimakan waktu dihiasi bercak hitam getah karet di bajunya. 
Ya, pada hutan karet inilah harapan para petani karet tertanam.Saat fajar shodiq benar-benar sudah datang, saat adzan mulai bersahutan satu sama lain, saat kening usai bersujud memohon segala asa pada Tuhan, semua serasa dikomando untuk segera ke ladang karetnya masing-masing untuk melakukan kewajibannya sebagai khalifah di bumi ini, menunaikan pekerjaan terbaiknya untuk keluarga dan Negaranya. Ya, untuk negaranya, bukankah dari hasil petani karet itu, Negara mendapatkan jutaan penghasilan darinya. Meski terkadang harga jual karet tidak mampu membayar segala rasa lelahnya bukankah bangsa ini turut mencicipi hasilnya? Maka warga kami telah berbagi sebaik-baiknya pada bangsanya dengan penuh rasa cinta yang setinggi-tingginya. Maka jika kalian ingin tau kampung paling rajin dan tanpa pengangguran adalah kampungku, karena di sini tak ada satu wargapun yang tidak bekerja di kebun karet baik itu milik sendiri atau sekedar buruh. Bukankah bekerja tidak harus di ruang serba rapi? Bukankah bekerja tidak harus memakai jas dan celana panjang atau rok terbaiknya, bukankah lapangan pekerjaan tidak hanya di Ibukota saja. Maka tanah ini telah menyumbangkan lapangan pekerjaan bagi warganya. Menikmati hasil bumi dengan usaha yang setinggi-tingginya, bukan seperti sebagian manusia yang hanya ingin menikmati tanpa mau berusaha terlebih dahulu.
Akhirnya, jika  kalian ingin belajar akan arti kerja keras dan ketekunan maka mari belajar bersama petani karet saat mereka menanamkan harapnya pada batang demi batang pohon karet. Maka jika kalian juga ingin belajar akan arti kesabaran, sekali-kali ikutlah denganku untuk mengunjungi  hutan karet dikampungku, melihat saat awan hitam pekat mulai menari-nari di permukaan langit padahal getah karet belum sepenuhnya beku dan dapat dipastikan akan hancur jika hujan melanda. Kawan, pada tanah karet inilah kami taburkan ribuan mimpi tanpa batas, kami taburkan untaian doa tanpa jeda. Menjadi pribadi-pribadi yang selalu yakin bahwa mencintai Indonesia bisa dilakukan dengan mencintai daerah masing-masing, layaknya aku mencintai tanah karet ini dengan sepenuh jiwa. 

#Postingan ini diikutsertakan dalam #8MingguNgeblog Bersama Anging Mammiri Putaran Minggu ke 2


32 komentar:

  1. Replies
    1. Mbok kisanya diselingi ketika cinta monyet..kan makin menirik dan HOT.
      Apa mungkin pas naik pohon jamu sama pacarnya yah...hadeehhhh.....

      Delete
    2. hahahhaha....monyetnya belum lahir mbak *ehhh hehehe...kapan-kpan deh mbak cerita tentang cinta monyetnya *ya kalau punya* kwkwkw udah dapat berapa liter pertamaxnya mbak

      Delete
    3. mnrt cerita di atas berarti bukan asli orang jambi toh....

      Delete
    4. benul mbak Indah,,saya keturunan jawa..tapi terlahir di Sumatra.....hihihihihiih main sini mbak

      Delete
    5. lahir disumatra kultur di keluarga masih jawa?

      Delete
    6. masih dong....hehehe..kulo ugi saged sakedik2 bahasa jawi kwkwkw

      Delete
  2. kedua masih anget.
    Ceritanya bagus,alurnya juga runtut, layak dijadikan buku nih. Tiap baca cerita blog ini mesti terbawa untuk membayangkan keadaan di jambi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. anget banget mas agus hehe..ku bolak balik menunggu mas agus update artikell..entah kereta apa apa kereta-keretaan hehe.
      Wahh makaaish mas Agus atas supportny.pingin buat buku..duhh tapi semangatnya mau disalurin ngeblog dulu hehee...
      Meski tidak bisa ke Jambi raganya tapi hatinya semoga bisa merasakannya *uhuuuuii* hehe

      Delete
    2. uwaaw...nah itu salah satu kunci suksesnya mbak amri nulis ya tho

      Delete
    3. heheheh iya mas Agus..kuncinya nulis kwkkw msak lari haha

      Delete
    4. lari sambil ngetik kayak orang kebelet ke kamar mandi, heheheheh

      Delete
    5. nimbrung komen yang kedua.... memang top tulisannya mbak amri

      Delete
  3. melalui blogger jambi kotareyog.com ti2p salam buat angingmammiri.org

    ReplyDelete
    Replies
    1. wehh kok jambi kotareyog??? hehehhe kampung karet aja dehh,,,wahh kenal to sama grup blogger itu???

      Delete
  4. Maaf ya mbak, telat nih mampirnya, kebetulan memang lagi ada kesibukan sedikit..hehe..

    Sebuah tanah karet yang sangat bersahaja & masih menebar pesona kesederhanaan dari orang" yang hidup di dalamnya..

    Setuju sekali mbak..
    Bekerja memang tidak hanya bisa di lakukan di kota" besar saja, tidak hanya dengan kemeja & dasi, tidak hanya di gedung" tinggi, tidak juga harus dengan mesin/peralatan canggih, tapi bekerja bisa kita lakukan dimana saja tanpa harus melihat pangkat,jabatan maupun perangkat,karena sebaik"nya pekerjaan adalah yang di kerjakan dengan niat yang tulus & ikhlas untuk membahagiakan orang" tercinta/keluarga.

    Salut buat pekerja" ditanah karet yang tidak pernah mengeluh dengan keadaaan & telah membantu membangun tanah ini dengan kerja keras mereka hingga tanah ini bisa menghasilkan devisa dari karet" terbaik hasil tangan" mereka..

    Ikut support & mendoakan semoga artikel ini bisa jadi yang terbaik karena memang pantas jadi yang terbaik..(menurut saya)

    Go fight..
    Keep t'spirit..
    Good lucks..!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. setiap kali membaca komentar bapak sepertinya saya sedang membaca rangkaian kata motivasi...terimakasih pak atas doa dan supportnya dalam setiap kegiatan lomba saya hehehe...terimakasih telah menjadi juri saya juga heheh...juara satu ya pak

      Delete
  5. lomba lagi... numpuk dah nih kirimannya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kiriman apa nih hehe..fakta tentang blog ini haha belum pernah menang kontes blog hehee

      Delete
  6. maap mamang telat.... setelah baca postingan ini ihhh mamang jadi pengen main ke Jambi sambil jualan caping hehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ihh nggak apa mang hehe..nggak disetrap kok kwkkww..ah sukanya mmang mau main ke jambi..harga berapaan sih capingny kok kayanya suka baget promosinya kwkwkw

      Delete
    2. jualan kapal selamg sekalian mang

      Delete
    3. heheheh harganya gratis yang penting mbak memakai caping buatan negri kita hahahahah....

      mas agus... kapal selamnya belum jadi belum ada statsiunnya plus relnya hehehhe

      Delete
  7. Pantun dadakan..

    dr jawa ke sumatera..
    ala bisa karena biasa..,
    dlu asing skrg betah..,
    aku cinta Kampung Karet *smile

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh smile hebat dehh..pantunnya harusnya bersajak Ab AB kan??? ini kok? hehe

      Delete
    2. namanya jg dadakan.., kita beri nama aja pantun bebas.. *smile

      Delete
    3. Batanghari airnya tenang
      Sungguhpun tenang deras ke tepi
      Anak Jambi jangan dikenang
      Kalo dikenang merusak hati

      terbayang melulu.... kepikiran terus heheheheh

      Delete
    4. RF: heheheh oklah pantung bebas]
      ehh mang yono...kok punya pantun itu>>> hayoo ngambil dari mana kwkwk

      Delete
  8. saya ingin pantung yang menarik dong http://jhamalsinjai.blogspot.com/.

    ReplyDelete

Komentar apa aja deh yang penting nggak SPAM, sok kenal juga nggak apa, saya juga suka sok kenal ma blogger lainnya hehe
Terimakasih dan selamat datang kembali.

Banner IDwebhost

Translate

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}