Hai Bloggers...bagaimana
kabar dan ceritamu hari ini atau bahkan hari yang lalu? Masih ada rasa suka
bukan untuk menulis kisah paling seru kalian saat bermain hujan di depan rumah *eh*.
Kali ini aku akan menulis kisah tentang sosok wanita yang begitu luar biasa yang bisa menginspirasiku dan semoga bisa menginspirasi kawan-kawan juga, yang pada
nantinya Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu
ketiga.
Aku mengenal sosok hawa ini kira-kira
saat umurku 6 tahunan. Ketika aku di ajak berlibur ke rumah nenekku di daerah
pegunungan yang berada di salah satu daerah propinsi Yogyakarta. Sekilas
bertemu ibu dari ayahku ini tak ada yang istimewa kecuali rambutnya yang sudah
mulai memutih, namun belum keseluruhan.
Singkat cerita, detik waktu terus bergulir,
mendewasakan siapapun yang mau belajar akan kehidupan. Seperti belajarnya aku
pada sosok Ibu dari ayahku yang dulu menurutku sangat biasa namun kini menjadi sosok yang membuatku banyak belajar
padanya.
Semua ini berkisah selepas sekolah
menengah tingkat pertama aku memutuskan untuk meneruskan jenjang pendidikan di
pulau jawa tepatnya di salah satu sudut kota Yogyakarta. Di tanah itulah aku
bertemu kembali dengan wanita orang tua dari ayahku itu . Kini usianya yang
tidak lagi muda, rambut yang sudah mulai memutih, badannya yang tidak lagi
semampai. Seolah mengabarkan bahwa perjalanannya sudah begitu lama di muka bumi
ini.
Nenekku berumur sekitar 74 tahunan,
tinggal bersama kakekku yang usianya juga sudah lanjut, di balik pegunungan
kecamatan Girimulyo salah satu kecamatan di propinsi Yogyakarta. Pernah suatu
kali nenek dan kakekku di boyong ke Jambi yakni rumah orang tuaku saat ini,
namun baru satu hari di sana sudah minta dipulangkan. Bagi nenek rumah
berdindingkan bambu menjadi istana yang tak terkira. Jalan yang terjal menjadi
alat menyehatkannya. Asal kalian tahu kawan, usia nenekku yang tidak bisa
dikatakan muda lagi hingga detik ini
alhamdulillah tidak terdeteksi mengidap penyakit orang tua seperti darah
tinggi, rematik dan kawan-kawannya hehe.
Nenek selalu terjaga pada pukul
02.00 dini hari untuk menunaikan sholat malamnya. Tanpa rasa takut ia membawa
obornya menuju tempat penampungan air yang jaraknya tidak terlalu jauh dari
rumah. Usai sholat malam nenekku langsung meramaikan tungku usangnya dengan
berbagai macam kayu bakar untuk memasak air. Seteguk teh dalam cangkir putihnya
selalu menemaninya hingga fajar benar-benar hadir dari balik pegunungan desa
kepundung ini. Selama sekolah dan kuliah di Yogyakarta aku tidak tinggal
bersama nenek, hanya sesekali waktu aku mengunjunginya. Dan aku selalu
dijadikan cucunya yang paling berharga di sana, saking berharganya hingga nenek
rela memanjat pohon kopi coklat untukku. Takjub bin heran, usia nenek yang
begitu sepuhnya masih sangat lincah memanjat pohon kopi coklat yang ada di
belakang rumah, sedang aku sendiri benar-benar tak berani memanjat pohon kopi
coklat yang ketinggiannya cukup membuatku kewalahan. Sesekali hanya berteriak “nek hati-hati”.
Nenekku juga masih bisa menggendong
kedelai atau beras di atas punggungnya. Masih sering mengambil air dengan
embernya untuk memasak. Masih sering membenahi selang air yang rusak. Tak pernah
ada keluhan dari bibirnya yang merah karena lamanya mengunyah daun sirih. Setiap
satu bulan sekali nenek juga masih harus menempuh perjalanan sekitar 5 km untuk
pengajian seusia nenek yang berada di desa tetangga dengan berjalan kaki. Meski
pendengaran nenek sudah tidak sekuat dulu lagi, namun ia masih begitu
semangatnya untuk menjalani kehidupan ini.
Wanita inspiratif tentunya tidak
selalu hadir dari kalangan bangsawan, atau bahkan hanya melulu dari orang
terkenal. Wanita inspiratif tentunya bisa hadir dari mana saja dan pada siapa
saja. Dari nenekku aku mendapatkan pelajaran berharga akan arti ketegaran dan
semangat dalam menjalani kehidupan. Darinya aku juga belajar akan arti
kesederhanaan. Terimakasih nenek, telah menginspirasiku hingga kini.
tuh kan, pertama lagi.
ReplyDeletesebel deh
Hidup nenek ....semoga diberikan panjang umur dan sehat wal 'afiat.
DeleteOalahhhh...ndeso kepundung asale kowe toh nduk. hmmmm
kok ora ngomong ndisek2 toh .....
gegegeg ah mbak indahhh *biasanya pada seneng dapat pertamax* ehh ini sebel..kwkwkkw hahaha mbak Indahhh bagaimana ku bisa menemukanmu lebih dekat hahaha
Deletewahahah mbak emang juga Yogyakarta mbak??kepundung mungkin juga nggak dijogja mbak kwkwkkw
DeleteSapa bilang aku dari jogja? Ndak kok.....kan diatas ada tulisan kepundung.
Deleteada apa nih kok ingin menemukan diriku? mau di introgasi yah? aku salah apa....padahal saya anak baik dan penurut. ndak pernah ngompol klw tidur.
ohh kirain jogja mbakk kok kayanya tau kepundung gitu lhoh hohohohoo..hahahha pingin lebih dekat aja mbak siapa tau jodoh hahaha*gubraks*
Deletenumpang nyanyi Mba Bro
ReplyDeleteOh nenekku pahlawanku
Pantang mundur nasehatiku
Bahwa bila gugur satu
Akan tumbuh sepuluh ribu
#MAHASISWA GO BLOG
hohoho jadinya nyanyi bang hehe..boleh-boleh *hidup mahasiswa Go Blog hehe
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletewahh terimakasih salamnya,,semoga bisa selalu jadi doa untuk nenek saya..tunggu kehadiran saaya..terimakasih telah singgah
Deletemaaf mas imam komentar saya hapus..karena berisi link hidup.terimakasih dan saya sudah berkunjung balik ya
DeleteSalam buat nenek-nya mbak, semoga sehat selalu
ReplyDeleteamin atas doanya terimakasih :)
DeleteNek. .
ReplyDeletebaca tulisan di atas, jadi inget di yogya, jadi pengen pulang kesana...
ReplyDeletedi umur segitu masih memiliki aktifitas yang tidak ringan, hebat...
wah dulu di jogja ya...kuliah dimana yogyanya??
Deletenek:..ngga bisa panjang komentarnya ya...lagi buru buru
ReplyDeletesemoga jadi juara kontesnya deh. y nek
heheh ok lah nak..hati-hati di jalan ya..trimakasih atas doanya nek..tapi ngomong-ngomong ini cucunya yang ikut kontes hihhi
Deletesemoga nenek masih sehat ya mbak, orang2 yang dilahirkan dari generasi yang sulit dalam arti kemana2 hanya mengandalkan anggota tubuh lebih awet dari pada oran sekarang, orang sekarang umur 50 thn sudah tidak kuat jalan jauh apalagi memanggul barang.
ReplyDeletenenek saya umur 85 tahun masih nggendong cucunya untuk dimomong, cucunya umur 2 tahun, kini baru punya 6 cicit
aminnnn mas agus terimakasih doanya :)
Deletesepakat mas agus..bdannya malah lebih sehat..umur 17 tahun udah kena rematik hehehe..
hebat ya nenek mas agus...semoga senantiasa dijaga neneknya ehhhe
Amiin
Deletesemoga kontesnya menang ya mbak,....
ReplyDeletejadi teringat nenek mamang di kampung, dulu jaman mamang sekolah biasa membawakan mamang nasi timbel ( nasi dibungkus daun pisang kumplit dengan ikan dan lalapan) tiap hari kalau mamang berangkat sekolah, untuk makan siang sepulang sekolah karena mamang langsung bekerja seusai pulang sekolah ndak pulang kerumah dulu....
terimkasih ya mamang atas doanya hehe..wahh senang ya punya nenek..selalu menyayangi cucu-cucunya...sekolah udah kerja??bukan waktu seklah TK kan mang??? hhehe
Deleteheheheh maklum mamang kan dibesarkan oleh nenek, kedua orang tua meninggal pas mamang balita...
Deletesekolah sambil bekerja, ya cari modal untuk pacaran, selebihnya buat biaya sekolah wkwkwkwk * jadi curhat* makanya sekarang mamang sudah terbiasa " Mandiri" makan, mandi dan nyuci sendiri heheheheh
waktu itu belum ada TK di kampung mamang
yakin saya terharu mang...nggak bisa membayangkan ..
Deletetapi sekarangkan udah ada yang nyuciin..hehehe dan udah ada yang masakin
semangat mamangku hehehe
mamangku lagi curhat ya, aku salut deh ke mamang
Deletehahaha ada Noni disini hehehe... asal jangan naksir aja deh * pede*
Deletebenar2 inspiratif ya neneknya..salut..apalagi rajin sholat malam..
ReplyDeletememang benar tuh, kisah2 inspiratif tdk hanya dari tokoh2, tapi orang2 terdekat kita juga banyak memberikan pelajaran berharga dalam hidup..
setuju mas Fian...kisah inspiratif ada disegala penjuru dunia ini..jika kita pernah bertmu mungkin saja masfian bisa aku catat kisah inspiratifnya heheh *malu*
Deletewow, Neneeeeekk Ayammm ku manaaaaaaa ?????
ReplyDeleteweehh anak ganteng itu mah ngiklan hehhe
Deletesemoga kontesnya menang ya bu.. salam kenal dari orang Bangka
ReplyDelete