Home » » Nenek Perempuan Inspiratifku

Nenek Perempuan Inspiratifku

Posted by Blog Amri Evianti on Saturday 27 April 2013



Hai Bloggers...bagaimana kabar dan ceritamu hari ini atau bahkan hari yang lalu? Masih ada rasa suka bukan untuk menulis kisah paling seru kalian saat bermain hujan di depan rumah *eh*. Kali ini aku akan menulis kisah tentang sosok wanita yang begitu luar biasa yang bisa menginspirasiku dan semoga bisa menginspirasi kawan-kawan juga, yang pada nantinya  Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.

Aku mengenal sosok hawa ini kira-kira saat umurku 6 tahunan. Ketika aku di ajak berlibur ke rumah nenekku di daerah pegunungan yang berada di salah satu daerah propinsi Yogyakarta. Sekilas bertemu ibu dari ayahku ini tak ada yang istimewa kecuali rambutnya yang sudah mulai memutih, namun belum keseluruhan. 
Singkat cerita, detik waktu terus bergulir, mendewasakan siapapun yang mau belajar akan kehidupan. Seperti belajarnya aku pada sosok Ibu dari ayahku yang dulu menurutku sangat biasa namun  kini menjadi sosok yang membuatku banyak belajar padanya. 

Semua ini berkisah selepas sekolah menengah tingkat pertama aku memutuskan untuk meneruskan jenjang pendidikan di pulau jawa tepatnya di salah satu sudut kota Yogyakarta. Di tanah itulah aku bertemu kembali dengan wanita orang tua dari ayahku itu . Kini usianya yang tidak lagi muda, rambut yang sudah mulai memutih, badannya yang tidak lagi semampai. Seolah mengabarkan bahwa perjalanannya sudah begitu lama di muka bumi ini. 

Nenekku berumur sekitar 74 tahunan, tinggal bersama kakekku yang usianya juga sudah lanjut, di balik pegunungan kecamatan Girimulyo salah satu kecamatan di propinsi Yogyakarta. Pernah suatu kali nenek dan kakekku di boyong ke Jambi yakni rumah orang tuaku saat ini, namun baru satu hari di sana sudah minta dipulangkan. Bagi nenek rumah berdindingkan bambu menjadi istana yang tak terkira. Jalan yang terjal menjadi alat menyehatkannya. Asal kalian tahu kawan, usia nenekku yang tidak bisa dikatakan muda lagi  hingga detik ini alhamdulillah tidak terdeteksi mengidap penyakit orang tua seperti darah tinggi, rematik dan kawan-kawannya hehe. 

Nenek selalu terjaga pada pukul 02.00 dini hari untuk menunaikan sholat malamnya. Tanpa rasa takut ia membawa obornya menuju tempat penampungan air yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Usai sholat malam nenekku langsung meramaikan tungku usangnya dengan berbagai macam kayu bakar untuk memasak air. Seteguk teh dalam cangkir putihnya selalu menemaninya hingga fajar benar-benar hadir dari balik pegunungan desa kepundung ini. Selama sekolah dan kuliah di Yogyakarta aku tidak tinggal bersama nenek, hanya sesekali waktu aku mengunjunginya. Dan aku selalu dijadikan cucunya yang paling berharga di sana, saking berharganya hingga nenek rela memanjat pohon kopi coklat untukku. Takjub bin heran, usia nenek yang begitu sepuhnya masih sangat lincah memanjat pohon kopi coklat yang ada di belakang rumah, sedang aku sendiri benar-benar tak berani memanjat pohon kopi coklat yang ketinggiannya cukup membuatku kewalahan.  Sesekali hanya berteriak “nek hati-hati”. 

Nenekku juga masih bisa menggendong kedelai atau beras di atas punggungnya. Masih sering mengambil air dengan embernya untuk memasak. Masih sering membenahi selang air yang rusak. Tak pernah ada keluhan dari bibirnya yang merah karena lamanya mengunyah daun sirih. Setiap satu bulan sekali nenek juga masih harus menempuh perjalanan sekitar 5 km untuk pengajian seusia nenek yang berada di desa tetangga dengan berjalan kaki. Meski pendengaran nenek sudah tidak sekuat dulu lagi, namun ia masih begitu semangatnya untuk menjalani kehidupan ini.

Wanita inspiratif tentunya tidak selalu hadir dari kalangan bangsawan, atau bahkan hanya melulu dari orang terkenal. Wanita inspiratif tentunya bisa hadir dari mana saja dan pada siapa saja. Dari nenekku aku mendapatkan pelajaran berharga akan arti ketegaran dan semangat dalam menjalani kehidupan. Darinya aku juga belajar akan arti kesederhanaan. Terimakasih nenek, telah menginspirasiku hingga kini.


32 komentar:

  1. tuh kan, pertama lagi.
    sebel deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hidup nenek ....semoga diberikan panjang umur dan sehat wal 'afiat.
      Oalahhhh...ndeso kepundung asale kowe toh nduk. hmmmm
      kok ora ngomong ndisek2 toh .....

      Delete
    2. gegegeg ah mbak indahhh *biasanya pada seneng dapat pertamax* ehh ini sebel..kwkwkkw hahaha mbak Indahhh bagaimana ku bisa menemukanmu lebih dekat hahaha

      Delete
    3. wahahah mbak emang juga Yogyakarta mbak??kepundung mungkin juga nggak dijogja mbak kwkwkkw

      Delete
    4. Sapa bilang aku dari jogja? Ndak kok.....kan diatas ada tulisan kepundung.
      ada apa nih kok ingin menemukan diriku? mau di introgasi yah? aku salah apa....padahal saya anak baik dan penurut. ndak pernah ngompol klw tidur.

      Delete
    5. ohh kirain jogja mbakk kok kayanya tau kepundung gitu lhoh hohohohoo..hahahha pingin lebih dekat aja mbak siapa tau jodoh hahaha*gubraks*

      Delete
  2. numpang nyanyi Mba Bro

    Oh nenekku pahlawanku
    Pantang mundur nasehatiku
    Bahwa bila gugur satu
    Akan tumbuh sepuluh ribu

    #MAHASISWA GO BLOG

    ReplyDelete
    Replies
    1. hohoho jadinya nyanyi bang hehe..boleh-boleh *hidup mahasiswa Go Blog hehe

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh terimakasih salamnya,,semoga bisa selalu jadi doa untuk nenek saya..tunggu kehadiran saaya..terimakasih telah singgah

      Delete
    2. maaf mas imam komentar saya hapus..karena berisi link hidup.terimakasih dan saya sudah berkunjung balik ya

      Delete
  4. Salam buat nenek-nya mbak, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  5. baca tulisan di atas, jadi inget di yogya, jadi pengen pulang kesana...
    di umur segitu masih memiliki aktifitas yang tidak ringan, hebat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah dulu di jogja ya...kuliah dimana yogyanya??

      Delete
  6. nek:..ngga bisa panjang komentarnya ya...lagi buru buru

    semoga jadi juara kontesnya deh. y nek

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheh ok lah nak..hati-hati di jalan ya..trimakasih atas doanya nek..tapi ngomong-ngomong ini cucunya yang ikut kontes hihhi

      Delete
  7. semoga nenek masih sehat ya mbak, orang2 yang dilahirkan dari generasi yang sulit dalam arti kemana2 hanya mengandalkan anggota tubuh lebih awet dari pada oran sekarang, orang sekarang umur 50 thn sudah tidak kuat jalan jauh apalagi memanggul barang.
    nenek saya umur 85 tahun masih nggendong cucunya untuk dimomong, cucunya umur 2 tahun, kini baru punya 6 cicit

    ReplyDelete
    Replies
    1. aminnnn mas agus terimakasih doanya :)
      sepakat mas agus..bdannya malah lebih sehat..umur 17 tahun udah kena rematik hehehe..
      hebat ya nenek mas agus...semoga senantiasa dijaga neneknya ehhhe

      Delete
  8. semoga kontesnya menang ya mbak,....

    jadi teringat nenek mamang di kampung, dulu jaman mamang sekolah biasa membawakan mamang nasi timbel ( nasi dibungkus daun pisang kumplit dengan ikan dan lalapan) tiap hari kalau mamang berangkat sekolah, untuk makan siang sepulang sekolah karena mamang langsung bekerja seusai pulang sekolah ndak pulang kerumah dulu....

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimkasih ya mamang atas doanya hehe..wahh senang ya punya nenek..selalu menyayangi cucu-cucunya...sekolah udah kerja??bukan waktu seklah TK kan mang??? hhehe

      Delete
    2. heheheh maklum mamang kan dibesarkan oleh nenek, kedua orang tua meninggal pas mamang balita...

      sekolah sambil bekerja, ya cari modal untuk pacaran, selebihnya buat biaya sekolah wkwkwkwk * jadi curhat* makanya sekarang mamang sudah terbiasa " Mandiri" makan, mandi dan nyuci sendiri heheheheh


      waktu itu belum ada TK di kampung mamang

      Delete
    3. yakin saya terharu mang...nggak bisa membayangkan ..
      tapi sekarangkan udah ada yang nyuciin..hehehe dan udah ada yang masakin
      semangat mamangku hehehe

      Delete
    4. mamangku lagi curhat ya, aku salut deh ke mamang

      Delete
    5. hahaha ada Noni disini hehehe... asal jangan naksir aja deh * pede*

      Delete
  9. benar2 inspiratif ya neneknya..salut..apalagi rajin sholat malam..
    memang benar tuh, kisah2 inspiratif tdk hanya dari tokoh2, tapi orang2 terdekat kita juga banyak memberikan pelajaran berharga dalam hidup..

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju mas Fian...kisah inspiratif ada disegala penjuru dunia ini..jika kita pernah bertmu mungkin saja masfian bisa aku catat kisah inspiratifnya heheh *malu*

      Delete
  10. wow, Neneeeeekk Ayammm ku manaaaaaaa ?????

    ReplyDelete
  11. semoga kontesnya menang ya bu.. salam kenal dari orang Bangka

    ReplyDelete

Komentar apa aja deh yang penting nggak SPAM, sok kenal juga nggak apa, saya juga suka sok kenal ma blogger lainnya hehe
Terimakasih dan selamat datang kembali.

Banner IDwebhost

Translate

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}